HNW Menguji Hafalan UUD 1945 Warga SDIT Ar-Rahman 
Pojok MPR-RI

HNW Menguji Hafalan UUD 1945 Warga SDIT Ar-Rahman 

Pendidik harus mengawal agar pendidikan nasional tak menyimpang dari tujuan. Bahkan  tidak menggerus iman dan takwa.

Oleh:
RED
Bacaan 2 Menit
Foto: Humas MPR
Foto: Humas MPR

Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) menguji kemampuan para guru, wali murid dan murid Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ar-Rahman, Jakarta, Sabtu (3/10) kemarin. Yakni soal frasa iman, takwa dan akhlak mulia di UUD 1945. "Di pasal berapa dan ayat berapa?" dirinya bertanya di hadapan guru dan wali murid  SDIT di bilangan Petukangan Utara itu.

 

Dalam rangka menyemangati dalam pertemuan serap aspirasi itu pria biasa disapa Hidayat itu  bakal memberi hadiah umroh. Dengan catatan, sepanjang ada yang dapat menjawab dengan cepat dan tepat, dan jujur. Hidayat menekankan apalagi mengintip dengan membuka aplikasi pencari seperti google.

 

"Kalau nyontek Google, umrohnya naik Google," gurau Wakil Ketua Badan Wakaf Pondok Modern Gontor itu.

 

Mendapat pertanyaan yang demikian, para guru dan wali murid, bergumam, berpikir, sambil bisik kanan, bisik kiri. Di antara mereka ada yang mengangkat tangan dan siap menjawab pertanyaan. "Iya pasal dan ayatnya tepat yang anda sebutkan," kata Hidayat.

 

Sayangnya mereka yang menjawab tak mampu melafalkan atau membunyikan pasal dan ayatnya dengan tepat. Setelah semua menyerah dari pertanyaan yang dilontarkan,  akhirnya Hidayat melafalkan Pasal 31 ayat 3 UUD 1945. "Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang," ujarnya.

 

Dari pasal dan ayat ini, pria asal Klaten, Jawa Tengah, itu menuturkan peran para pendidik dalam memenuhi amanat pasal dalam UUD itu sungguh luar biasa. Diharapkan para pendidik bisa memastikan bahwa apa yang dilakukan harus bermuara pada terciptanya iman, takwa, akhlak mulia, dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

 

Untuk itulah pendidik harus mengawal agar pendidikan nasional tak menyimpang dari tujuan. Menurutnya pendidikan yang ada diharapkan tidak menggerus iman dan takwa. Ditegaskan Hidayat, pendidikan harus membuat manusia Indonesia menjadi insan yang beriman, takwa, cerdas, dan akhlak mulia. "Bukan justru melahirkan individu-individu atheis, liberalis, komunis, dan terlibat LGBT," ujarnya mengingatkan.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait