Sosialisasi Empat Pilar Melalui Pagelaran Pentas Wayang
Pojok MPR-RI

Sosialisasi Empat Pilar Melalui Pagelaran Pentas Wayang

Kesenian dan kebudayaan yang ada tak hanya sekadar sebagai hiburan namun juga mempunyai nilai-nilai persatuan.

Oleh:
RED
Bacaan 2 Menit
Foto: Humas MPR
Foto: Humas MPR

Masyarakat Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan  mendapat hiburan yang tak biasanya. Di Lapangan Air Paku digelar pertunjukan wayang kulit, Sabtu (17/11) malam. Pertunjukan kesenian khas Jawa itu dipertontonkan kepada masyarakat untuk mensosialisasikan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NRKI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

 

Sebagai acara yang di-empunya oleh MPR, hadir dalam kegiatan yang ditunggu-tunggu masyarakat setempat. Antara lain anggota MPR dari Fraksi Partai Gerindra Edhy Prabowo, Kepala Bagian Pemberitaan, Hubungan Antar Lembaga dan Layanan Informasi Biro Humas MPR Muhamad Jaya, serta Kepala Kesbangpol Muara Enim Andi Wijaya dan Wakil Ketua DPRD Provinsi Sumatera Selatan Kartika Sandra Desi. 

 

Dalam sambutan, Edhy Prabowo mengakui wayang kulit bukan kesenian dari Muara Enim meski demikian hal itu tak menjadi masalah untuk menghibur dan mensosialisasikan Empat Pilar kepada masyarakat di sana. “Warga di sini juga banyak kok yang menyukai wayang kulit," ujarnya.

 

Di Sumatera Selatan misalnya,  menurut pria asli Muara Enim itu, kesenian khas Jawa tak hanya wayang kulit yang digemari. Bahkan  Reog Ponorogo pun berkembang di sana. Edhy pun mengaku  telah bertemu dengan banyak Paguyuban Reog Ponorogo di Sumatera Selatan.

 

Paling penting bagi Edhy Prabowo adalah menjalin silaturahmi dengan masyarakat lewat Sosialisasi Empat Pilar. Sebab.  rutin digelar oleh MPR. Menurutnya, sosialisasi nilai-nilai luhur bangsa perlu disegarkan kembali kepada masyarakat. Sebab banyak tantangan dan ancaman yang menghadang bangsa Indonesia. Dirinya menegaskan, Empat Pilar tak hanya perlu diingat, namun juga harus diimplementasikan dalam keseharian.

 

Muhamad Jaya menambahkan,  sosialisasi dengan metode pertunjukan wayang kulit menunjukan MPR mencintai kebudayaan yang ada. Dikatakan kesenian dan kebudayaan yang ada tak hanya sekadar sebagai hiburan namun juga mempunyai nilai-nilai persatuan. Penggunaan wayang kulit untuk mensosialisasikan Empat Pilar sebab diakui kesenian ini yang paling dekat dengan masyarakat.

 

Selepas pemaparan Empat Pilar dan sebelum pertunjukan dimulai, Edhy Prabowo menyerahkan sosok lakon wayang kepada dalang Ki Purwoko Purwo Pandoyo. Dalang dari Lubuk Linggau. “Penyerahan sosok lakon ini sebagai tanda pagelaran dimulai," ujarnya.

 

Prosesi itu disambut meriah para penonton dengan tepuk tangan. Pada malam itu pertunjukan dengan lakon ‘Sekar Mbangun Jiwo’. Lakon ini menceritakan perebutan kekuasaan di Kerajaan Astina antara Pandawa dan Kurawa. Perebutan ini bahkan melibatkan sosok-sosok besar seperti Semar dan Brahmana. Berkat nasehat dan pitutur Semar, akhirnya kelompok yang memperjuangkan kebenaran dan keadilan, yakni Pandawa, kemenangan itu diraihnya.  

Tags:

Berita Terkait