FHUI Mencari Dekan, Dua Mantan Beri Wejangan
Berita

FHUI Mencari Dekan, Dua Mantan Beri Wejangan

​​​​​​​Internasionalisasi menjadi prioritas utama. Ini dia profil singkat tiga calon dekan FHUI.

Oleh:
Normand Edwin Elnizar
Bacaan 2 Menit
Hikmahanto Juwana dan Topo Santoso (kolase).
Hikmahanto Juwana dan Topo Santoso (kolase).

Tiga orang doktor dari jajaran dosen FHUI dinyatakan lolos sebagai calon Dekan Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI). Menanggapi pemilihan kali ini, dua orang profesor yang tercatat pernah menjabat Dekan FHUI menitipkan pesan khusus saat dihubungi hukumonline, Senin (6/5). Siapapun yang terpilih, keduanya sepakat ada tantangan serius untuk dilewati dekan yang baru.

 

Prioritas utama pada internasionalisasi menjadi hal yang sama-sama disebutkan oleh Topo Santoso (Dekan FHUI periode 2013-2017) dan Hikmahanto Juwana (Dekan FHUI periode 2004-2008). Keduanya menilai bahwa penguatan kredibilitas internasional FHUI adalah tolok ukur kemajuan penting saat ini. Caranya mulai dari berbagai kerja sama dengan kampus-kampus hukum yang telah dikenal reputasinya secara internasional, hingga mendorong peningkatan publikasi riset ilmiah para dosen FHUI di tingkat internasional.

 

“Dekan yang akan datang punya tugas untuk melanjutkan gagasan yang telah dicanangkan almarhumah Prof.Melda,” kata Topo yang merupakan Guru Besar Hukum Pidana FHUI. Ia mengingatkan agar dekan tidak terjebak urusan rutin administrasi internal. Seorang dekan diharapkan memiliki visi besar dan banyak menggalang kerja sama internasional dalam rangka memajukan FHUI.

 

Ada pesan khusus yang Topo sampaikan, “Dekan harus didukung tim yang bisa mendukung kerjanya, jadi pastikan menyusun struktur manajemen karena kualifikasi, bukan sekadar kedekatan,” ujarnya. Meningkatkan kesejahteraan seluruh sumber daya manusia pengelola FHUI juga menjadi pesan tambahan yang Topo berikan.

 

Sementara itu, Hikmahanto berharap agar dekan baru juga melakukan upaya menata ulang standar kurikulum dan metode pengajarannya kepada mahasiswa. “Perlu mengupayakan kurikulum yang lebih baik, juga metode mengajar yang membuat mahasiswa lebih kritis memahami peraturan perundang-undangan,” kata Guru Besar Hukum Internasional FHUI ini.

 

Hikmahanto berharap agar FHUI tidak cukup merasa puas dengan capaian saat ini sebagai kampus hukum terbaik di tingkat nasional. FHUI perlu untuk terus meningkatkan kompetensi lulusannya dengan semangat bersaing di tingkat global. Lebih jauh lagi, ia berharap agar FHUI juga memiliki target untuk membantu berbagai kampus hukum nasional lainnya agar maju bersama. “FHUI jangan berpikir maju sendirian. Kalau bisa juga maju bersama-sama se-Indonesia. Persaingan kita ini dengan luar negeri,” tambahnya.

 

Ada tiga orang calon dekan yang telah diumumkan. Berikut profil ketiganya berdasarkan informasi yang hukumonline dapatkan dari panitia seleksi calon dekan.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait