YLKI Sorot Layanan MRT Jakarta
Berita

YLKI Sorot Layanan MRT Jakarta

Sejumlah fasilitas penumpang dianggap belum memberi kenyamanan dan keamanan bagi penumpang. Pengelola dan Pemprov DKI diminta segera membenahi sejumlah fasilitas tersebut.

Oleh:
Mochamad Januar Rizki
Bacaan 2 Menit
Salah satu moda transportasi di Jakarta, Mass Rapid Transit (MRT). Foto: RES
Salah satu moda transportasi di Jakarta, Mass Rapid Transit (MRT). Foto: RES

Belum lama ini baru saja diluncurkan salah satu moda transportasi di Jakarta Mass Rapid Transit (MRT). Jenis transportasi ini mendapat sambutan tinggi dari publik sebagai alternatif karena waktu yang lebih singkat dibandingkan angkutan umum lainnya. Namun, masih terdapat pembenahan yang dinilai harus dilakukan agar MRT lebih ramah bagi konsumen. Salah satunya mengenai layanan park and ride atau tempat parkir kendaraan bagi penumpang MRT.

 

Masukan tersebut disampaikan Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi. Menurutnya, layanan park and ride tersebut tidak memberi kenyamanan bagi konsumen karena pengelolaannya tidak profesional. Meskipun, konsumen harus membayar sebesar Rp 5 ribu untuk mendapatkan layanan tersebut.

 

Park and ride Lebak Bulus masih dikelola seadanya, tak ada unsur kenyamanan dan rasa aman bagi konsumen, walau konsumen membayar Rp 5 ribu per sekali masuk. Park and ride di kelola amatiran. Di area park and ride berdiri bedeng-bedeng yang mengesankan kumuh, untuk jualan dan toilet berbayar yang dikelola seadanya,” jelas Tulus saat dikonfirmasi hukumonline, Senin (15/7).

 

Jarak antara park and ride dengan stasiun MRT juga dianggap terlalu jauh sehingga menyulitkan masyarakat sebagai konsumen. Terlebih lagi, minimnya fasilitas penyebrangan bagi pejalan kaki dapat membahayakan nyawa konsumen. “Jarak antara lokasi park and ride dengan stasiun MRT terlalu jauh, lebih dari 1,5 kilometer,” kata Tulus.

 

Dari sorotan YLKI, dari lokasi park and ride harus menyeberangi jalan utama yang menikung dari arah Pondok Indah dan Jalan TB Simatupang. Tragisnya, kata Tulus, untuk menyeberang sama sekali tidak disediakan dengan JPO (jembatan penyebrangan orang), zebra cross, atau petugas yang membantu menyeberangkan pejalan kaki.

 

Menurutnya, hal ini jelas sangat membahayakan masyarakat yang akan menggunakan MRT, dan atau Trans Jakarta. Tulus berharap pengelola MRT juga melengkapi dengan kanopi untuk melindungi  konsumen dari panas terik matahari, polusi udara, dan risiko hujan deras.

 

Selain fasilitas park and ride, layananpenjualan tiket MRT saat waktu padat atau peak season dianggap belum maksimal. Hal ini menyebabkan terjadi antrean lama bagi calon penumpang yang ingin menaiki MRT.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait