Romo Stefanus Hendrianto SJ, Pastor Penggagas Kepahlawanan di Mahkamah Konstitusi
Wawancara

Romo Stefanus Hendrianto SJ, Pastor Penggagas Kepahlawanan di Mahkamah Konstitusi

Pola rekrutmen dan masa jabatan hakim di MK harus diubah untuk menjaring hakim-hakim berkualitas yang layak disebut judicial heroes.

Oleh:
Normand Edwin Elnizar
Bacaan 2 Menit
Romo Stefanus Hendrianto SJ, Pastor Penggagas Kepahlawanan di Mahkamah Konstitusi
Hukumonline

Lama tak muncul dalam hiruk pikuk politik dan hukum di Indonesia, Stefanus Hendrianto kembali dengan buku karyanya berjudul ‘Law and Politics of Constitutional Courts: Indonesia and the Search of Judicial Heroes’. Romo Hendri—begitu ia disapa kini—sebelumnya adalah sosok yang akrab di kalangan aktivis reformasi Indonesia.

 

Menamatkan studi sarjana di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada tahun 1997, Romo Hendri adalah salah satu aktifis mahasiswa yang ikut mendorong reformasi kala itu. Hingga akhirnya Orde Baru runtuh, ia masih sempat terlibat mengawal masa transisi hasil reformasi. “Saya baru berhenti itu sekitar tahun 2001,” katanya kepada Hukumonline.

 

Lepas dari aktivitas di politik, ia pernah mencicipi karier corporate lawyer di firma hukum Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro (ABNR) selama setahun. Selanjutnya ia berangkat ke Belanda untuk studi comparative public law di Utrecht University pada tahun 2002 hingga 2003. Sempat kembali ke Indonesia, Romo Hendri juga pernah bekerja sebagai asisten bagi perwakilan International Monetary Fund (IMF) di kantor Jakarta.

 

Romo Hendri lalu kembali mendalami bidang perbandingan hukum dengan konsentrasi comparative constitutional law di University of Washington, School of Law, Seattle, Amerika Serikat. “Saya berangkat ke Amerika awalnya untuk menyelesaikan studi doktor saya, waktu itu belum ada rencana menjadi seorang rohaniwan,” kata Romo Hendri.

 

Tak disangka bahkan oleh dirinya sendiri, dorongan kuat untuk mencari hidup yang lebih bermakna membuat Romo Hendri memilih keputusan besar dalam hidupnya. “Ini seperti misteri, sulit dijelaskan,” ujarnya. Pilihannya adalah meninggalkan aktivisme di masa lalu dan menempuh jalan menjadi pastor di Serikat Yesus (Society of Jesus).

 

Setelah menyelesaikan disertasi berjudul “From Humble Beginnings to a Functioning Court: the Indonesian Constitutional Court, 2003 -2008” pada tahun 2009, Romo Hendri memulai perjalanannya di Serikat Yesus provinsi Amerika Serikat. Secara khusus ia mengambil studi filsafat di Loyola University pada tahun 2011-2013 dilanjutkan studi Master of Divinity dan Master of Theology sekaligus di Boston College School of Theology and Ministry tahun 2016.

 

Selama 10 tahun perjalanannya menjadi calon pastor hingga resmi ditahbiskan pada Juni 2019 lalu, Romo Hendri terbukti tetap berkomitmen pada karya-karya intelektual. Ia menjadi pengajar dan peneliti di sejumlah kampus antara lain University of Detroit Mercy Law School, Loyola University Chicago Law School, Santa Clara University, dan University of Notre Dame. Itu pun belum termasuk sederet publikasi ilmiah kelas dunia serta aktivitas dirinya di berbagai asosiasi ahli hukum internasional.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait