Pak Habibie, Industri Pesawat Terbang dan Regulasi Penerbangan untuk Pembangunan Ekonomi
Kolom

Pak Habibie, Industri Pesawat Terbang dan Regulasi Penerbangan untuk Pembangunan Ekonomi

​​​​​​​...pengembangan sumber daya manusia serta penguasaan sains dan teknologi dapat menjadi penggerak utama pembangunan ekonomi (BJ. Habibie)

Bacaan 2 Menit
Prita Amalia. Foto: Istimewa
Prita Amalia. Foto: Istimewa

Habibienomics. Konsep Pembangunan Ekonomi Prof Habibie yang mulai populer pada tahun 90-an yang disampaikan dalam makalah beliau berjudul “Pembangunan, Ekonomi Berdasarkan Nilai Tambah dengan Orientasi Pengembangan Teknologi dan Industri".

 

Innalillahi wa innailaihi rojiun, 11 September 2019, Indonesia dan juga dunia dikejutkan dengan berita duka telah berpulangnya putra bangsa yang juga Presiden Ke-3 Republik Indonesia Prof. Dr. Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang akrab juga dipanggil dengan Pak Habibie.

 

Sosok beliau dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai sosok yang dekat dengan industri penerbangan Indonesia. Dengan kepakarannya dalam bidang pesawat terbang telah melahirkan beberapa pemikiran yang dapat diimplementasikan dalam industri penerbangan tidak hanya di Indonesia tapi juga dunia.

 

Pada saat Indonesia merayakan Hari Kemerdekaan ke 50, Indonesia merayakannya dengan penerbangan perdana pesawat terbang N250 yang murni buatan Indonesia. N250 atau yang juga diberi nama Gatot Kaca diperkenalkan pertama kali pada 10 November 1994 di Bandara Husein Sastranegara Bandung. Merupakan keinginan Habibie untuk bisa melakukan pembangunan ekonomi melalui industri penerbangan. Beliau optimis bahwa industri penerbangan di Indonesia mampu untuk menjadi tulang punggung pembangunan ekonomi Indonesia.

 

Awalnya N250 akan menjadi pesawat terbang buatan Indonesia yang akan diproduksi untuk mewarnai langit biru Indonesia dan juga dunia. Namun demikian, tak lama setelah pesawat terbang tersebut diluncurkan dan diterbangkan pertama kalinya, kebijakan negara dikeluarkan untuk menghentikan produksi pesawat tersebut karena adanya kondisi krisis moneter di Indonesia. Pak Habibie sebelumnya optimis pesawat terbang ini akan siap berkompetisi dengan jenis pesawat terbang ATR dan juga pesawat terbang sejenis lainnya.

 

Harapan pesawat terbang untuk bisa menjadi salah satu tulang punggung pembangunan ekonomi Indonesia, sebetulnya bukan merupakan hal yang tidak mungkin bahkan mimpi. Saat ini, Indonesia mulai bangkit untuk dapat memiliki industri penerbangan nasional dengan merakit dan memproduksi pesawat terbang untuk dapat digunakan di dalam negeri ataupun juga untuk memenuhi kebutuhan negara lain.

 

Jenis pesawat terbang yang diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia bersama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang merupakan jenis pesawat perintis N 219 merupakan jenis pesawat terbang yang diperlukan untuk negara yang memiliki karakteristik wilayah seperti Indonesia, contoh lainnya adalah negara-negara Asia Pasifik. Sehingga bukan tidak mungkin produksi pesawat terbang Indonesia berpotensi untuk memenuhi kebutuhan negara dengan karakteristik sejenis. Saat ini, N 219 ini sudah dipesan tidak hanya di dalam tetapi juga dari luar negeri.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait