Pada hari Sabtu, 09 November 2019, Ikatan Alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia (ILUNI FHUI) mengadakan acara Joysail bersama TNI Angkatan Laut.
Dalam kesempatan tersebut juga diisi dengan materi seminar hukum yang disampaikan oleh Kepala Dinas Pembinaan Hukum TNI Angkatan Laut, Laksamana Pertama TNI Angkatan Laut TNI Kresno Buntoro mengenai kekuatan maritim Indonesia.
Dalam seminar tersebut Kresno menyampaikan mengenai posisi strategis Indonesia terkait dengan maritim. Menurutnya, terdapat tantangan yang dihadapi dalam penegakan hukum, khususnya di teritori laut Indonesia. Menjaga kedaulatan lautan Indonesia merupakan ‘harga mati’ bagi TNI Angkatan Laut Republik Indonesia.
Kapal yang digunakan dalam Joysail ILUNI FHUI tersebut adalah KRI Semarang – 594 yang merupakan kapal perang buatan anak bangsa, PT. PAL Indonesia (Persero). Alat utama sistem senjata TNI Angkatan Laut kembali bertambah. Sebuah armada baru bikinan anak bangsa memperkuat pertahanan Indonesia.
Kapal jenis Landing Platform Dock (LPD) ini, memiliki spesifikasi panjang 124,00 meter, lebar 21,80 meter, dengan berat 7.200 ton. Maksimal kecepatan kapal ini 16 knots dengan kecepatan jelajah 14 knots dan mampu berlayar secara endurance selama 30 hari serta disokong mesin berteknologi .
Selain itu KRI Semarang – 594 dilengkapi dengan dua kapal Landing Craft Utilities (LCU), yang mampu mengangkut 8 unit kendaraan tempur jenis Anoa, 28 truck, 3 unit helikopter serta diperkuat 121 anak buah kapal dan mampu mengangkut 650 prajurit. Kapal ini dinahkodai oleh Komandan KRI Semarang-594, Letkol. Pantun Ujung.
Acara Joysail tersebut juga diisi dengan berkeliling area kapal untuk melihat fasilitas serta peralatan yang ada. Hukumonline juga berkesempatan melihat-lihat para awak KRI Semarang-594 sedang pengoperasikan kapal tersebut di ruang nahkoda kapal.