Pentingnya Digital Forensic Bagi Korporasi
Berita

Pentingnya Digital Forensic Bagi Korporasi

Untuk memudahkan perusahaan mencari adanya kecurangan yang dilakukan oknum tertentu.

Oleh:
Aji Prasetyo
Bacaan 2 Menit
Amien Sunaryadi. Foto: ABE
Amien Sunaryadi. Foto: ABE

Jejak digital itu kejam, begitulah kira-kira para pengguna media sosial mengatakannya. Ungkapan itu ternyata bukan hanya isapan jempol belaka, tetapi memang benar adanya. Jejak digital bukan hanya berguna bagi aparat penegak hukum untuk mengungkap suatu tindak pidana, tapi juga berguna bagi korporasi.

 

Amien Sunaryadi, mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang kini menjadi Head of Forensic & Fraud Investigation Practice di Kantor Hukum Assegaf Hamzah & Partners (AHP) mengatakan, mencari jejak digital memang bisa dilakukan untuk mencari adanya kesalahan atau kecurangan dalam sebuah perusahaan. Tapi, tak sembarang orang bisa melakukan hal itu, hanya ada segelintir saja yang bisa mencari jejak digital melalui metode digital forensic.

 

Bersama dengan akuntansi forensik (forensic accounting) dan analisis data (data analytics), digital forensic menjadi salah satu cara agar korporasi bisa mengetahui adanya kecurangan yang dilakukan oleh pegawai perusahaan maupun direksi. Khusus untuk digital forensic, ia memberi suatu contoh kasus yang pernah terjadi.

 

Ketika itu sebuah perusahaan memberi kepercayaan pada suatu vendor untuk mengerjakan sebuah proyek. Kemudian dikirimlah beberapa orang perwakilan perusahaan untuk memastikan pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perjanjian dalam jangka waktu satu pekan.

 

Namun tiba-tiba ada keluhan dari vendor kepada perusahaan yang menyebut pengawas itu menyusahkan vendor yang belakangan ada informasi pengawas itu meminta disewakan resort mewah berikut transportasinya di lokasi tertentu. Padahal, para pengawas yang dikirim memberi laporan pekerjaan vendor sudah sesuai dengan kriteria dan perjanjian. Atas perbedaan kedua laporan ini perusahaan pun melakukan investigasi dengan menyewa auditor swasta.

 

Untuk mencari bukti, perusahaan pun meminta agar seluruh karyawan dari divisi pengawasan tersebut meninggalkan komputer jinjing (laptop) dengan alasan akan ada pembaharuan perangkat lunak (update software) serta memeriksa telepon genggam para pengawas yang notabene merupakan pemberian perusahaan. Ternyata setelah dilakukan pemeriksaan, ada surat elektronik berkaitan dengan penawaran berpergian ke sebuah resort dan juga foto resort dengan tanggal yang sesuai pada saat mereka melakukan pengawasan.

 

“Jadi dalam sepekan itu hanya hari Senin saja mereka melakukan pengawasan, tapi Selasa, Rabu, Kamis mereka pergi ke resort dan hanya meninggalkan pengawas junior. Jumat mereka di lapangan lagi, dan Sabtu kan mereka sudah pulang,” kata Amien di Jakarta, Senin (24/2).

Tags:

Berita Terkait