Tips! Hindari 6 Kesalahan Umum dalam Pembuatan Kontrak Berbahasa Inggris
Utama

Tips! Hindari 6 Kesalahan Umum dalam Pembuatan Kontrak Berbahasa Inggris

Semakin mudah klien mencerna maksud dan isi kontrak, semakin meningkat pula kepercayaannya terhadap lawyer.

Oleh:
Hamalatul Qur'ani
Bacaan 2 Menit
Keld Conradsen. Foto: RES
Keld Conradsen. Foto: RES

Konsep modern penulisan kontrak telah menggeser paradigma lama yang rumit menjadi mudah dipahami (understandable). Kontrak bisnis internasional pada umumnya sudah menggunakan bahasa Inggris yang pilihan kata-katanya sangat penting. Artinya, bahasa yang dipakai dalam kontrak tidak bisa sembarangan.

Simplifikasi penyusunan klausula kontrak melalui Plain English (PE) akhirnya menjadi semakin populer dewasa ini. Bukan sekadar dari sudut pandang lawyer, banyak klien yang bahkan menjadikan kemampuan drafting kontrak menggunakan konsep PE sebagai tolok ukur kualitas lawyer yang ingin dipilihnya.

Asumsinya, semakin mudah klien mencerna maksud dan isi kontrak, semakin meningkat pula kepercayaannya terhadap lawyer. Dengan demikian, implementasi kontrak juga diprediksi lebih mudah dan jauh dari multitafsir atau ketidakpastian. Dalam training hukumonline bertajuk Drafting English Language Legal Documents and Contracts, Rabu, 27 Februari lalu, Foreign Counsel DDC Law Firm and Business Advisor, Keld Conradsen memberikan tips seputar perancangan kontrak bisnis menggunakan PE.

(Baca juga: Kenali Plain English dalam Penyusunan Kontrak Berbahasa Inggris).

Tips bagi seorang drafter kontrak sangat penting untuk mengurangi potensi kesalahan. Selama ini berdasarkan pemantauannya, ada beberapa kesalahan umum yang sering dijumpai dalam kontrak berbahasa Inggris. Berikut beberapa point yang menurut Keld perlu dihindari berdasarkan konsep PE:

  1. Penggunaan kata ‘included but not limited to’.

Seringkali drafter merasa menggunakan kata ‘included but not limited to (termasuk namun tidak terbatas pada)’ seolah merupakan suatu kewajiban tersendiri. Menurut Keld, kata itu tak perlu digunakan dalam kontrak. Penggunaan kalimat itu hanya akan memunculkan pertanyaan lanjutan seperti, apa yang harus dan tidak harus termasuk sebagai objek dalam suatu kontrak.

Ujungnya, terlalu banyak memasukkan objek perjanjian terkait hal apa saja yang dimaksud kontrak, hanya akan memperbesar kemungkinan hal atau kondisi lain yang dapat dikecualikan dalam kontrak. Ini tentu saja dapat merugikan klien. Betapa banyak kasus di pengadilan yang berakhir mengecewakan akibat interpretasi kata included but not limited to yang jauh dari harapan.

Ia berpesan, sebaiknya, gunakan struktur aturan PE dan buat kontrak sejelas mungkin. “Semakin banyak kamu measukkan list definisi yang tergolong included but not limited to, maka hal-hal yang tidak termasuk dalam definisi itu menjadi dikecualikan dalam perjanjian,” kata Keld

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait