Solusi Hukum ‘Out of the Box’ ala AKHH
Corporate Law Firm Ranking 2020

Solusi Hukum ‘Out of the Box’ ala AKHH

Berdasarkan pengalaman klien, konsultan hukum AKHH memiliki keunggulan dalam berpikir secara ‘out of the box’ saat melindungi kepentingan mereka.

Oleh:
CT-CAT
Bacaan 2 Menit
Adnan Kelana Haryanto & Hermanto (AKHH). Foto: istimewa.
Adnan Kelana Haryanto & Hermanto (AKHH). Foto: istimewa.

Survei Corporate Law Firms Ranking 2020 yang digagas Hukumonline telah meletakkan firma hukum Adnan Kelana Haryanto & Hermanto (AKHH) dalam posisi Top 30 Corporate Law Firm Besar Indonesia 2020. AKHH terbentuk pada tahun 2001—tepatnya dalam periode IV (kurun waktu 1997-2006) dan menjadi firma hukum modern yang lahir atas Andy Kelana, Helena Adnan, Stefanus Haryanto, dan Yonathan Hermanto. Kendati seiring berjalannya waktu, Yonathan Hermanto memutuskan bergabung dengan BCA dan menjadi Kepala Satuan Kerja Hukum BCA, dengan seluruh persetujuan founding partners, AKHH tetap mempertahankan nama awalnya. Kini, di samping ketiga founding partners-nya, AKHH juga memiliki beberapa partners, seperti Johannes Bagus Dharmawan yang memimpin kantor cabang Batam, Hendry Muliana Hendrawan, dan Erika Tobing. Terdapat pula dua senior counsels, yaitu Erline Herman dan Pandu Gunawan; juga seorang foreign counsel—Jason Bonin.  

 

Berdasarkan pengalaman klien, salah satu keunggulan AKHH terletak pada kemampuan para konsultan hukumnya dalam berpikir ‘out of the box’ saat melindungi kepentingan mereka. Terlebih, solusi yang diberikan AKHH tidak hanya fokus pada masalah hukum, melainkan juga mempertimbangkan aspek bisnis, sosial, dan komersial dari satu keputusan. Sebagai contoh, meskipun posisi klien kuat secara hukum—AKHH akan menyarankan klien untuk berdamai ketimbang bersengketa di pengadilan, dengan mempertimbangkan legal cost dan reputation cost. Jalur pengadilan atau arbitrase akan disarankan, jika tidak ada jalan lain untuk menyelesaikan masalah klien.

 

Tidak heran, jika kerja sama AKHH dengan sejumlah klien dapat berlangsung dalam jangka panjang. Bahkan, beberapa dari mereka masih menggunakan jasa hukum AKHH, sejak ia berdiri hingga di masa sekarang. “Hal tersebut akan sulit tercapai jika mereka tidak puas dengan kualitas layanan dan kecepatan (response time) kami dalam menanggapi setiap pertanyaan maupun kebutuhan klien,” tulis AKHH dalam situs resminya.

 

Sembilan tahun berselang sejak fondasi AKHH didirikan, firma hukum ini terus melesat dengan sejumlah area praktik, meliputi pertambangan, telekomunikasi, minyak dan gas, hukum persaingan usaha, serta arbitrase dan litigasi (dispute resolution). Namun, sebagai sebuah boutique law firm yang memberikan one-stop service kepada klien, pada dasarnya AKHH dapat menangani bidang hukum lain yang diperlukan klien—termasuk hal-hal yang berkaitan dengan hukum perseroan (general corporate matters), ketenagakerjaan (labour), dan keuangan serta perbankan (finance and banking), kecuali masalah perpajakan (tax law). 

 

“Strategi kita hanya melayani klien secara profesional dan berintegritas, terutama berkaitan legal fee (biaya jasa hukum). Memang, AKHH tidak termasuk sebagai law firm yang murah, tetapi kami juga tidak masuk dalam golongan law firm yang mahal. Kami selalu rasional dan proporsional dalam menetapkan legal fee kepada klien,” AKHH menambahkan.

 

Berpengalaman Menangani Transaksi dengan Kompleksitas Tinggi

Hukumonline.com

Kesuksesan AKHH dalam mempertahankan loyalitas klien tidak lepas dari sumber daya manusia (SDM) yang ada di dalamnya. Tidak dapat dimungkiri, AKHH memiliki ‘bahan baku’ yang baik—seperti para konsultan hukum andal yang berasal dari sejumlah universitas terkemuka Indonesia. Namun, meski telah menjaring bibit unggul, AKHH tetap berkomitmen untuk senantiasa meningkatkan kualitas SDM-nya, melalui proses pelatihan dan monitoring yang mumpuni. Kini, per Maret 2020, AKHH telah memiliki enam partners, 25 associates, satu counsel, 1 advokat asing, dan fee earners mencapai 33.

 

Sejak berdiri, AKHH telah diberikan kepercayaan untuk membantu klien dalam menangani transaksi besar dengan tingkat kompleksitas tinggi. Salah satunya, adalah transaksi yang berkaitan dengan proyek pengembangan pembangkit listrik dengan menggunakan LNG, seperti Pembangkit Listrik Jawa 1.

Tags:

Berita Terkait