New Normal dan Kemacetan Jakarta
Foto Essay

New Normal dan Kemacetan Jakarta

Kepadatan lalu lintas ini terjadi karena masyarakat lebih banyak menggunakan kendaraan pribadi.

Oleh:
Resa Esnir
Bacaan 2 Menit
Foto: RES
Foto: RES

Kenormalan baru atau biasa disebut New Normal terus digaungkan oleh pemerintah. Pola baru ini yang harus diterapkan masyarakat di tengah pandemi Covid-19 ini menjadi kebiasaan yang segera dilaksanakan.

Hukumonline.com

Seperti diketahui, sejumlah wilayah Indonesia masih dihantui virus corona. Di Jakarta pun sama. Puluhan Rukun Warga (RW) masih masuk dalam zona merah, sedangkan wilayah lainnya ada yang sudah masuk zona hijau dan kuning.

Hukumonline.com

Jakarta pun bersiap diterpa era New Normal. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta resmi memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga akhir Juni. Bedanya, kali ini PSBB memasuki masa transisi sehingga sejumlah kegiatan kembali diperbolehkan. Meski begitu, tetap ada aturan yang harus dijalankan pelaku usaha atau perkantoran di masa transisi seperti ini.

Hukumonline.com

Di antaranya adalah kegiatan perkantoran yang mulai diizinkan beroperasi pada Senin, 8 Juni 2020 kemarin. Akibatnya, jalanan di Jakarta yang tadinya lengang mulai ramai kembali.

Hukumonline.com

Kepadatan lalu lintas saat penerapan PSBB Transisi tampak terlihat di beberapa titik Ibu Kota. Misalnya, mulai dari patung Selamat Datang di Bundaran Hotel Indonesia, patung Jenderal Sudirman, patung Pemuda Membangun di Senayan, patung Dirgantara atau yang dikenal dengan nama patung Pancoran dan patung Arjuna yang terletak di jalan Medan Merdeka.

Hukumonline.com

Dari foto-foto yang dipotret dengan menggunakan tekhnik slow speed oleh Hukumonline di beberapa ikon Jakarta tersebut terlihat di mana sangat padatnya sayatan-sayatan cahaya yang dihasilkan dari kendaraan yang memenuhi jalan.

Hukumonline.com

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menilai, kepadatan lalu lintas ini terjadi karena masyarakat lebih banyak menggunakan kendaraan pribadi, dan masih sedikit yang menggunakan kendaraan umum. "Sejauh ini jumlah penumpang kendaraan umum masih amat rendah bisa dibilang tidak padat," jelasnya.

Tags: