Hindari Resesi, Pemerintah Optimalisasi Program PEN
Berita

Hindari Resesi, Pemerintah Optimalisasi Program PEN

Pada Juni 2020, berbagai indikator menunjukkan aktivitas perekonomian domestik mulai meningkat.

Oleh:
Fitri Novia Heriani
Bacaan 2 Menit
Ilustrasi: HGW
Ilustrasi: HGW

Kementerian Koordinator Perekonomian (Kemenko) Airlangga Hartanto sudah mengumumkan angka Pertumbuhan Ekonomi (PE) Indonesia pada trriwulan ke-II yang berada di angka minus 5,32 dibandingkan dengan tahun lalu. Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I-2020 dibandingkan dengan semester I-2019 terkontraksi 1,26 persen.

“Di seluruh dunia maupun di Indonesia, penyebaran wabah Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda melambat. Dampak krisis kesehatan memberikan efek domino terhadap aspek sosial, ekonomi, serta keuangan seiring dengan pembatasan aktivitas masyarakat dalam rangka membatasi penyebaran wabah. Keterbatasan aktivitas ekonomi akibat pembatasan sosial dan fisik, sangat berdampak terhadap faktor pembentuk pertumbuhan ekonomi Indonesia” kata Airlangga dalam Konferensi Pers Strategi Pemulihan Ekonomi Nasional dan Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi (5/8), di Jakarta.

Airlangga melanjutkan bahwa konsumsi rumah tangga yang merupakan kontributor terbesar pertumbuhan mengalami kontraksi cukup dalam akibat pembatasan aktivitas di luar rumah. Pengaturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa Provinsi dan Kabupaten/Kota membuat aktivitas ekonomi terhenti dan masyarakat kemudian membatasi pengeluarannya untuk kesehatan serta makanan dan minuman. Kontraksi konsumsi rumah tangga ini menjadi penekan di tengah kinerja investasi dan perdagangan internasional yang juga terbatas.

“Dari sisi sektoral, dua sektor utama yang memiliki kontribusi terbesar serta berhubungan dengan aktivitas ekonomi masyarakat adalah sektor perdagangan dan manufaktur,” katanya.

Kedua sektor tersebut terdampak cukup dalam terutama karena merupakan sektor dengan serapan tenaga kerja tertinggi sehingga dampaknya terhadap penghasilan dan konsumsi masyarakat semakin besar. (Baca Juga: Ancaman Resesi, Ini Jerat Pidana Penyebar Hoaks Rush Money Perbankan)  

Sementara transportasi dan pergudangan menjadi sektor dengan kontraksi terdalam sebesar 30,84 persen, selain karena penerapan working from home dan pembatasan mudik lebaran, hal ini terjadi karena penurunan aktivitas kargo pada masa pandemi Covid-19. Namun demikian, sektor pertanian masih mampu tumbuh positif sebesar 2,19 persen, begitu pula sektor informasi dan komunikasi yang tumbuh tinggi sebesar 10,88 persen.

Berdasarkan beberapa leading indikator terkini, perekonomian Indonesia pada bulan Juni sudah mulai menggeliat seperti dilihat dari PMI Manufaktur Indonesia, Penjualan Kendaraan Bermotor, Penjualan Ritel, maupun Indeks Kepercayaan Konsumen. Sinyal positif juga ditunjukan oleh inflasi inti yang mencerminkan permintaan agregat sudah mulai meningkat, peningkatan ekspor beberapa komoditas utama indonesia serta peningkatan kinerja keuangan beberapa emiten.

Tags:

Berita Terkait