Melihat Trend Investasi Global dan Domestik Indonesia di Masa Pandemi
Berita

Melihat Trend Investasi Global dan Domestik Indonesia di Masa Pandemi

Meskipun peringkat Easy of Doing Business (EODB) Indonesia mengalami penurunan ke peringkat ke 73, namun poin rata-rata penilaian untuk EODB Indonesia mengalami peningkatan.

Oleh:
Moch. Dani Pratama Huzaini
Bacaan 6 Menit
Seminar internasional Peradi hasil kerja sama dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia. Foto: istimewa
Seminar internasional Peradi hasil kerja sama dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia. Foto: istimewa

Kondisi ekonomi global akibat penyebaran pandemi Covid-19 dipastikan akan terus memburuk. Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Mei tahun ini memprediksi memburuknya ketimpangan yang terjadi, baik di dalam negeri maupun antar negara dunia. Pandemi akan membahayakan sektor bisnis manufaktur dan pariwisata, menekan pendapatan, mengurangi transfer pemerintah dan perlindungan sosial. 

Di Indonesia sendiri, pendapatan domestik bruto di kuartal ke 2 tahun 2020 minus 5,32% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2019. 5,5 juta pekerja lokal terkena dampak negatif dari pandemi. Kepala Subdivisi Arbitrasi Badan Konsultasi Penanaman Modal (BKPM) Nova Herlangga Masrie mengungkap, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) pada kuartal kedua tahun 2020 mengalami penurunan -6,9%.

“Jika diakumulasi dari semester I mengalami penurunan -8,1%,” ujar Nova dalam diskusi daring yang diselenggarakan oleh Bidang Hubungan Internasional Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) beberapa waktu lalu. 

Penurunan ini terjadi di seluruh dunia. Outlook perkembangan penanaman modal asing (foreign direct investment) Asia di empat tahun ke belakang menunjukan trend yang sama. Jika di tahun 2017 arus PMA di negara-negara-negara Asia sebesar 502 (USD Bilion), maka di tahun 2018 mengalami penurunan 1% menjadi 499 (USD Bilion). Tahun 2019 lebih parah lagi karena mengalami penurunan 5% menjadi (474). Dengan adanya pandemi di 2020, diprediksikan penurunan akan terjadi sebesar 45 hingga 30% (260-33- USD Bilion).

Nova mengatakan selama 10 tahun terkahir, total pertumbuhan tahunan dari investasi asing dan domestik di Indonesia sebesar 15,7%. Spesifik untuk investasi asing prosentasenya sebesar 11,6% dan investasi domestik sebesar 22,5%. Total nilai investasi sejak 2011 hingga kuartal pertama 2020 sebesar Rp 5,210.8 triliun. (Baca: Ekonomi Terdampak Covid-19, Penilaian EoDB Tetap Dilaksanakan)

Nova mengungkap, realisasi investasi di semester 1 tahun 2020 sebesar 49,3% atau 402,5 triliun dari total 817,2 triliun. Angka ini lebih besar dari realisasi investasi di semseter 1 tahun 2019 yang mana sebesar 395,6 triliun. Perbandingan investasi domestik dengan investasi asing dalam capaian semester 1 tersebut adalah 51,45 (207 triliun) dengan 48,6% (195,6 triliun).

Menurut Nova, terdapat beberapa keunggulan kompetitif dalam berinvestasi di Indonesia. Pertama, Indonesia merupakan sebuah pasar yang besar di mana merupakan 40% dari pasar ASEAN serta lokasinya yang strategis sehingga bisa digunakan sebagai penghubung untuk Asia dan Australia. Selain itu kaya bahan mentah untuk Sumber Daya Alam dengan harga bersaing serta penerapan not business as ussual selama pandemi.

Tags:

Berita Terkait