Menyongsong Inovasi Teknologi: 3 Mindset Penting Lawyer Masa Depan
Utama

Menyongsong Inovasi Teknologi: 3 Mindset Penting Lawyer Masa Depan

Mulai dari ramah terhadap teknologi, pola pikir meningkatkan efisiensi operasional kantor hingga pola pikir yang selalu mengedepankan kepuasan klien.

Oleh:
Hamalatul Qurani
Bacaan 3 Menit
Diskusi bertajuk Digitalization & Innovation: Removing Barriers to the In-House Counsel Innovation Journey: How to Get Support from the CEOs & Business Leaders yang diselenggarakan oleh APCCA dan ALITA dan didukung oleh Hukumonline, Senin (30/11). Foto: RES
Diskusi bertajuk Digitalization & Innovation: Removing Barriers to the In-House Counsel Innovation Journey: How to Get Support from the CEOs & Business Leaders yang diselenggarakan oleh APCCA dan ALITA dan didukung oleh Hukumonline, Senin (30/11). Foto: RES

Di dunia yang penuh ketidakpastian, perubahan akan selalu beriringan dengan inovasi teknologi di berbagai lini. Beberapa negara bahkan tak ragu menggelontorkan banyak dana segar untuk berinvestasi pada masa depan yang menjanjikan beragam kemudahan itu, Singapura dan Hongkong termasuk di dalamnya. Terlebih Pandemi Covid-19 yang berlangsung sepanjang 2020 telah banyak merubah kultur aktivitas bersosial, hiburan dan cara bekerja masyarakat secara luas.

Semakin nyata suatu teknologi lekat dengan kehidupan manusia, semakin ketergantungan kehidupan tersebut dengan keberadaan teknologi. Di situlah potensi besar pundi-pundi ekonomi yang berusaha digapai banyak orang. Di samping itu, efisiensi kerja, waktu dan tenaga SDM turut menjadi sasaran dari perkembangan inovasi teknologi, termasuk di bidang hukum. In-House berbagai perusahaan mulai banyak dituntut untuk berinovasi demi menciptakan efisiensi.

Tak hanya perusahaan maupun pengembang yang harus cepat beradaptasi, lawyer yang ingin tetap eksis dan bertahan dalam ketatnya persaingan, setidaknya disebut Founder LITE (Law, Innovation, technology and entrepreneurship) Lab@HKU University of Hongkong, Brian Thang juga harus bisa beradaptasi. Lantas, bagaimana lawyer harus menyesuaikan diri? Skill dan mindset seperti apa yang dibutuhkan untuk bertahan?

Brian menyebut setidaknya ada 3 pola pikir yang harus dimiliki seorang lawyer, salah satunya pola pikir yang ramah terhadap teknologi. Teknologi di ranah hukum, menurut Brian identik dengan perlengkapan (alat bantu) untuk meningkatkan efisiensi.

Perubahan yang tercipta berkat teknologi pun tergolong sangat dramatis. Sebut saja kata-kata yang selama ini tercetak dalam berbagai produk legislasi, putusan pengadilan, kontrak maupun bukti-bukti dokumen cetak, berkat teknologi kini bisa dikonversi menjadi data yang begitu mudah untuk diolah tanpa memandang jarak dan waktu.

Mirisnya, banyak orang memilih masuk ke dunia hukum karena tidak menyukai pelajaran yang melibatkan angka, termasuk matematika dan teknologi. “Padahal untuk bisa bersaing di masa ini, para pengacara harus memiliki pola pikir yang ramah terhadap teknologi,” ujar Brian dalam diskusi bertajuk “Digitalization & Innovation: Removing Barriers to the In-House Counsel Innovation Journey: How to Get Support from the CEOs & Business Leaders” yang diselenggarakan oleh APCCA dan ALITA dan didukung oleh Hukumonline, Senin (30/12).

Baca:

Tags:

Berita Terkait