Untuk ketiga kalinya, Hukumonline menggelar Pro Bono Award Tahun 2020 setelah melakukan survei praktik pro bono pada periode 1 September 2019 sampai 31 Agustus 2020. Dari survei ini, ada 70 responden yang dinyatakan valid yang dapat mewakili gambaran penerapan praktik pro bono (bantuan hukum gratis) baik secara individu maupun kantor hukumnya.
Pada survei kali ini, sebanyak 27 kantor hukum yang menjadi nominator dengan 9 kategori yang dipertandingkan. Setiap kategori terdapat 5 nominator yang memperebutkan menjadi pemenang Hukumonline Pro Bono Award 2020. Dari 27 nominator itu, terdapat 9 kantor hukum yang mendapat penghargaan atau pemenangnya.
Dari 9 kategori itu, antara lain Peringkat 1 Kantor Hukum dengan Prosentase Advokat yang Melakukan Kegiatan Pro Bono Terbanyak kategori 1-10 advokat; 11-30 advokat; dan lebih dari 31 advokat. Hasilnya, Peringkat 1 Kantor Hukum dengan Prosentase Advokat yang Melakukan Kegiatan Pro Bono Terbanyak kategori: 1-10 advokat, pemenangnya Kantor Advokat Andrian Febrianto.
Kantor Advokat Andrian Febrianto memiliki 3 advokat ini dengan jumlah prosentase advokat terbaik yang melakukan kegiatan pro bono sepanjang periode September 2019 hingga Agustus 2020 totalnya 440 jam. Dengan begitu, rata-rata menangani pro bono selama 147,67 jam setiap advokat pada periode tersebut.
Di peringkat kedua dan seterusnya ada sejumlah nama kantor hukum yang masuk nominasi yakni Kantor Hukum N.E.F & Rekan; Raditya & Renold Law Firm; LexRegis-Agustinus Dawarja & Partners; dan Law Firm Rahmansyah Sibarani SH Junaidi Lubis. (Baca Juga: Sejumlah Harapan Para Pemenang Pro Bono 2020 Kategori Jam Terbanyak)
Partners Kantor Advokat Andrian Febrianto, Frandy R. Tarigan mengatakan sebagai pemenang kategori ini, pihaknya bakal terus meneguhkan komitmennya memberi bantuan hukum pro bono bagi masyarakat pencari keadilan. Apalagi pro bono merupakan amanat UU No.18 Tahun 2003 tentang Advokat. Dia bertekad ke depan bakal terus melakukan bantuan hukum pro bono baik litigasi maupun nonlitigasi dengan memperluas jaringan.
“Kami melakukan (pro bono) selama ini di Surabaya dan Jember, ini lebih banyak litigasi spesifik pidana dan pertanahan. Nantinya bisa meluas ke daerah lain,” ujar Frandy kepada Hukumonline, Rabu (16/12/2020).