Cerita Anggarara, Corporate Lawyer Berbakat dengan Ratusan Klien
Hukumonline's NeXGen Lawyers 2021

Cerita Anggarara, Corporate Lawyer Berbakat dengan Ratusan Klien

Dalam mengejar ilmu, seseorang tidak perlu kaku dan membatasi diri terhadap disiplin ilmu tertentu.

Oleh:
Tim Publikasi Hukumonline
Bacaan 4 Menit
Anggarara Hamami. Konsultan Hukum di Walalangi & Partners.
Anggarara Hamami. Konsultan Hukum di Walalangi & Partners.

Sejak kecil, Anggarara Hamami (Angga) mungkin telah terbiasa dengan tantangan. Dalam perjalanan pendidikan dan kariernya, ada beberapa momen yang membentuknya menjadi pribadi tangguh dan tidak mudah menyerah. Bahkan di usia yang sangat dini, Angga acap kali mendapatkan penolakan dari berbagai institusi Sekolah Dasar (SD), karena ia dianggap belum cukup umur untuk melanjutkan ke jenjang  tersebut.

 

Alhasil, setelah berhasil bersekolah di salah satu SD Katolik di Jakarta, Angga berusaha menunjukkan bahwa syarat formal bukanlah harga mati untuk dapat berprestasi. Buktinya, ia kerap mendapatkan penghargaan akademis.  Pengalaman inilah yang memengaruhi cara berpikir Angga menjadi lebih kuat. “Seseorang diharuskan untuk selalu resilient, tetapi pada saat bersamaan cukup luwes untuk mampu beradaptasi terhadap tuntutan lingkungan yang kerap berubah,” katanya.  

 

Angga lulus dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada tahun 2012. Setelahnya, ia melengkapi diri dengan pengalaman bekerja selama hampir empat tahun di salah satu firma hukum terbesar di Indonesia. Tak lama berselang, ia pun  memutuskan untuk melanjutkan studi S2 di Faculty of Lawdan Saïd Business School, University of Oxford, untuk memperoleh pengetahuan dan perspektif unik mengenai persimpangan ilmu hukum dan financeIa tercatat sebagai salah satu orang Indonesia pertama yang bersekolah di Faculty of Law University of Oxford.

 

Angga percaya, dalam mengejar ilmu, seseorang tidak perlu terlalu kaku dan membatasi diri terhadap disiplin ilmu tertentu. Pandangan inilah yang menurut Managing Partner Walalangi & Partners, Luky Walalangi, menjadi poin plus yang membuat Angga sangat menonjol ketika menangani kasus-kasus korporasi senilai ratusan juta Dolar. “Angga dipercaya oleh klien-klien Walalangi & Partners, karena Angga mempunyai kemampuan unik dalam menawarkan beberapa sudut pandang yang berbeda ketika menganalisa kasus dan legal issues yang dihadapi klien,” Luky menambahkan.  

 

Angga mendapatkan gelar Masters in Law and Finance—yakni sebuah joint degree dari salah satu universitas terbaik dunia, Faculty of Lawdan Saïd Business School, University of Oxford, pada tahun 2017. Sebelum bergabung dengan Walalangi & Partners, Angga merupakan legal counsel perusahaan decacorn pertama di Indonesia.

 

Kini, Angga adalah salah satu pengacara korporasi muda  berbakat yang dimiliki oleh Walalangi & Partners. Dengan pengalaman lebih dari tujuh tahun, ia telah mendapatkan kepercayaan ratusan klien domestik maupun internasional, melalui spesialisasinya di bidang merger dan akuisisi, perbankan dan keuangan, serta telekomunikasi, media, dan teknologi.

 

Sukses Kalahkan ‘Impostor Syndrome’

Angga mengingat, selama merampungkan studinya di University of Oxford, ia banyak belajar untuk menghadapi tantangan. Misalnya, ketika ia mulai menyadari, masih terdapat knowledge gap antara mahasiswa yang memulai pendidikannya di emerging markets dibanding dengan developed markets. Knowledge gap ini pula yang mendasari keputusannya untuk terjun dalam disiplin ilmu baru di saat yang bersamaan: finance. Inilah periode yang cukup menantang bagi Angga dalam hal beradaptasi. Namun, di tengah situasi menantang tersebut, ia belajar untuk mengalahkan impostor syndrome yang kuat untuk dapat terus maju. Salah satu caranya, dengan membiasakan diri berdiskusi bersama alumni, kolega, dan teman-teman yang telah menjalani hal yang serupa.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait