Ketekunan Menjadi Prinsip Utama Mega Dharmawan Tangani Transaksi Kompleks
Hukumonline's NeXGen Lawyers 2021

Ketekunan Menjadi Prinsip Utama Mega Dharmawan Tangani Transaksi Kompleks

Baginya, membangun karier di bidang hukum adalah sebuah maraton atau lari jangka panjang. Rasa jenuh atau lelah pasti ada, sehingga godaan untuk memilih berhenti di tengah jalan semakin besar.

Oleh:
Tim Publikasi Hukumonline
Bacaan 3 Menit
Mega Dharmawan, Associate Lawyer di Firma Hukum Bagus Enrico & Partners (BE Partners).
Mega Dharmawan, Associate Lawyer di Firma Hukum Bagus Enrico & Partners (BE Partners).

“Antusiasme dan semangat adalah sesuatu yang biasa di antara generasi muda, tetapi mayoritas tidak berhasil bertahan,” demikian pendapat Mega Dharmawan tentang ‘kunci sukses’ menjalani profesinya sebagai seorang Associate Lawyer di Firma Hukum Bagus Enrico & Partners (BE Partners).

 

Ketertarikannya pada hukum telah tertanam sejak Mega aktif berorganisasi dan berkompetisi semasa studinya, khususnya pada ajang internasional, The 2016 Philip C. Jessup International Law Moot Court Competition. Pada masa itu, ia menjadi salah satu delegasi universitas dan Indonesia di Washington, DC yang berhasil meraih penghargaan Runner Up di antara seluruh partisipan lain di Indonesia.

 

Mega sendiri telah memulai perjalanan kariernya sebagai corporate lawyer sebelum ia meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Pelita Harapan di tahun 2018. Berawal dari aktif mengikuti program internship di beberapa firma hukumterkemuka Jakarta sejak tahun 2017, kini Mega telah memasuki tahun ketiga sebagai associate lawyer di BE Partners.

 

Sejak bergabung di BE Partners, Mega memfokuskan diri di area praktik industri keuangan, khususnya bidang asuransi dan perusahaan pembiayaan. Sejumlah nama perusahaan besar seperti Asuransi Adira; Verena Multi Finance, Tbk.; Etiqa Insurance (Maybank Group); hingga Tokio Marine, adalah jajaran klien yang pernah ditanganinya.

 

Pendampingan yang diberikan kepada para klien cukup bervariasi, dari segi compliance, distribusi produk asuransi dan bisnis reasuransi, PKPU, likuidasi, produk keuangan syariah, restrukturisasi, serta kasus-kasus transaksional yang cukup kompleks, seperti rangkaian transaksi berkelanjutan lainnya. Pada suatu kesempatan, Mega juga terlibat dalam proses legal due diligence atas rencana proyek akuisisi perusahaan manajer investasi oleh Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. yang sempat di targetkan terjadi di tahun 2019.

 

Menurut Mega, seorang corporate lawyer harus cerdik dan tepat dalam menjembatani prinsip hukum yang ada dengan perspektif bisnis klien. “Ragam jenis transaksi yang diusung oleh para klien membuat kita dituntut untuk melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang. Nasihat hukum yang kita sampaikan akan lebih applicable dan ada value added-nya jika kita turut mempertimbangkan aspek bisnis klien,” katanya.

 

Selain dari industri keuangan, Mega aktif terlibat dalam beberapa proyek akuisisi besar, seperti bertindak sebagai team Indonesian counsel atas akusisi saham yang dilakukan oleh Kyuden International Cooperation (KIC) dan West Japan Engineering Consultants, Inc.; serta (WJEC) anak perusahaan dari Kyushu Electric Power Company (Kyuden Group) atas kepemilikan saham di Thermochem Inc, sebuah perusahaan terkemuka berbasis Amerika Serikat yang bergerak di bidang penunjang panas bumi. Peran yang Mega ia jalankan termasuk melakukan uji tuntas, riset, dan memberikan advis hukum terhadap anak perusahaannya yaitu PT Thermochem Indonesia. Akuisisi ini memperluas peran Grup Kyuden di sektor pembangkit listrik tenaga panas bumi global, termasuk keterlibatannya yang signifikan dalam proyek tengara utama IPP panas bumi Sarulla, salah satu proyek IPP panas bumi terbesar di dunia.

Tags:

Berita Terkait