Gus Jazil: Santri Harus Punya Kegemaran Membaca
Pojok MPR-RI

Gus Jazil: Santri Harus Punya Kegemaran Membaca

Setiap hari, santri harus dibiasakan untuk membaca Alquran dan bersemangat untuk mencari ilmu.

Oleh:
Tim Publikasi Hukumonline
Bacaan 2 Menit
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid. Foto: istimewa.
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid. Foto: istimewa.

Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengungkapkan, meski mengemban tugas mulia yang tak mudah, seorang guru harus serius dan mendidik santri dengan penuh keikhlasan. Hal tersebut ia sampaikan ketika melakukan audiensi dengan para guru Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Sunanul Muhtadin di Desa Kertosono, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Sabtu (7/8), bersama dengan Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani.

 

”Guru dalam mengajar harus ikhlas. Kita para guru harus mendidik santri atau murid-murid kita layaknya kita mendidik anak kita sendiri,” tutur Gus Jazil. 

 

Menurutnya, mendidik siswa adalah proses jangka panjang. Hasilnya pun tidak bisa langsung bisa dilihat dalam waktu singkat. ” Kalau sekarang di Ponpes Sunanul Muhtadin baru ada SMP, ini hanya rangkaian awal. Ke depan akan kita buka SMK atau SMA. Jadikan tempat ini sebagai ladang untuk mendidik anak-anak menjadi generasi muda yang pintar, berkualitas,” tutur Gus Jazil yang juga menjadi Dewan Pembina Ponpes Sunanul Muhtadin. 

 

Gus Jazil mengingatkan pentingnya menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Sebab, saat ini metode pembelajaran dengan banyak memberikan semacam hukuman (punishment) seperti yang dulu sering diterapkan, tidak lagi sesuai. Menurutnya, santri usia SMP memang masih banyak waktu untuk bermain. Maka cara pembelajaran juga perlu dengan banyak menyuguhkan permainan, sehingga proses belajar menjadi menyenangkan.

 

Para guru juga diminta untuk menjadikan para santri cinta atau dekat dengan Alquran. Setiap hari, santri harus dibiasakan untuk membaca Alquran dan bersemangat untuk mencari ilmu. ”Senang untuk mencari ilmu itu basic-nya ya membaca. Anak-anak harus sering-sering diajak ke perpustakaan agar gemar membaca. Budaya membaca itu yang harus dikembangkan bagaimana anak-anak bergairah untuk membaca,” Gus Jazil menambahkan. 

 

Sementara itu, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mengatakan bahwa di tengah pandemi Covid-19 saat ini, pendidikan menjadi persoalan serius yang perlu mendapatkan perhatian lebih. Sebab, sistem pembelajaran daring dinilai memang tidak cukup efektif. ”Tantangan kita luar biasa, apalagi di dunia pendidikan. Saya takut ketika menghadapi situasi ini generasi ke depan seperti apa. Saya khawatir akan mengalami generasi yang kosong karena kita belum terbiasa pendidikan daring,” katanya.

 

Dikatakan Gus Yani, saat ini yang masih menerapkan proses belajar tatap muka hanya di pesantren karena proses pendidikan daring yang belum cukup optimal. Gus Yani juga berpesan kepada para siswa dan guru yang melangsungkan pendidikan tatap muka agar tetap menjaga protokol kesehatan.  

Tags: