Ahmad Basarah Harap ASEAN Tingkatkan Posisi Tawar pada Dunia
Pojok MPR-RI

Ahmad Basarah Harap ASEAN Tingkatkan Posisi Tawar pada Dunia

Dengan potensi ekonomi yang besar, diharapkan ASEAN dan mitranya dapat memiliki posisi tawar menghadapi perkembangan, salah satunya di Laut Cina Selatan.

Oleh:
Tim Publikasi Hukumonline
Bacaan 3 Menit
Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

JAKARTA – Wakil Ketua MPR yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Luar Negeri Ahmad Basarah berharap, di usianya yang ke-54, Association of South East Asian Nations (ASEAN) bisa meningkatkan posisi tawar politik dan ekonomi mereka di hadapan negara-negara dunia. Keunikan perhimpunan negara-negara di Asia Tenggara ini serta potensi besar pertumbuhan ekonomi kawasan layak dijadikan alasan untuk meningkatkan posisi tawar itu. 

‘’Berbeda dengan European Union (EU), ASEAN memegang prinsip non-intervensi terhadap sesama anggotanya, termasuk non-intervensi di bidang ekonomi dan politik. Akibat prinsip ini, ASEAN jadi unik karena anggota asosiasi boleh menganut sistem demokrasi liberal, otoritarianisme, bahkan komunisme sekalipun,’’ kata Ahmad Basarah di Jakarta, Rabu (11/8/2021), merespon peringatan hari jadi ke-54 ASEAN 8 Agustus 2021. 

Dengan adanya keunikan seperti itu, lanjut Ketua Fraksi PDI Perjuangan ini, negara-negara Blok Barat dan Blok Timur jadi punya kepentingan besar terhadap ASEAN. Tidak adanya persyaratan agar negara-negara anggota mengikuti aturan yang telah ditetapkan untuk kepentingan bersama seperti yang dialami EU dan organisasi regional lain membuat ASEAN jadi elastis, dinamis, juga penuh tantangan. 

"Prinsip non-intervensionis pada dasarnya sesuai dengan prinsip utama yang dianut bangsa Indonesia, yakni kemerdekaan setiap bangsa. Tapi di masa depan, di atas prinsip ini harus diletakkan prinsip kemanusiaan, seperti yang dinyatakan Bung Karno 'my nationalism is humanity'. Semangat kemanusiaan inilah yang nantinya bisa dijadikan alat oleh ASEAN untuk bersikap lebih tegas saat menghadapi krisis kemanusiaan seperti yang terjadi di Myanmar,’’ jelas Ahmad Basarah. 

Menurut Dosen Pascasarjana Universitas Islam Malang ini, jika keunikan regional yang dimiliki ASEAN diperkuat dengan prinsip kemanusiaan itu, ASEAN akan memiliki posisi tawar politik yang tinggi saat melihat krisis dunia seperti yang kini terjadi di Laut Cina Selatan (LCS). Sementara dengan potensi pertumbuhan ekonomi yang baik, ASEAN juga memiliki posisi tawar ekonomi yang kuat berhadapan dengan organisasi-organisasi ekonomi dunia. 

Seperti diketahui, ASEAN saat ini menjadi blok ekonomi strategis setelah bersama Tiongkok, Jepang, Selandia Baru, Korea Selatan, dan Australia menandatangani Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional atau Regional Comprehensive Economic Cooperation (RCEP). Kemitraan ini dicetuskan dalam KTT ASEAN di Bali pada 2011 dan menjadi kemitraan dagang terbesar di dunia,  mencakup 30,2 persen GDP dunia, 27,4 persen perdagangan dunia, serta 29,8 persen Foreign Direct Investment (FDI) dunia. Kerjasama ini turut mencakup 29,6 persen populasi dunia, serta mencakup 2,2 miliar calon konsumen. 

"Dengan potensi ekonomi sebesar itu, ASEAN dan mitranya bisa punya posisi tawar menghadapi perkembangan di Laut Cina Selatan. Jangan sampai ketegangan antara blok Barat dan Tiongkok itu merugikan ASEAN dan RCEP. Bahkan ASEAN idealnya dapat menjadi pihak yang turut mendorong penyelesaian persoalan di LCS, atau turut mendorong terciptanya keamanan dunia," tegas Ahmad Basarah. 

Halaman Selanjutnya:
Tags: