Presiden Jokowi Ancam Pihak yang Permainkan Misi Kemanusiaan
Terbaru

Presiden Jokowi Ancam Pihak yang Permainkan Misi Kemanusiaan

Presiden mengakui industri kesehatan dalam negeri masih mengalami kelemahan serius yang mesti dicarikan solusinya. Seperti belum adanya kemandirian industri obat-obatan, vaksin dan alat-alat kesehatan.

Oleh:
Rofiq Hidayat
Bacaan 3 Menit
Presiden Joko Widodo saat berpidato di Sidang Tahunan MPR jelang peringatan HUT RI ke-76 di Gedung Parlemen, Senin (16/8/2021). Foto: RFQ
Presiden Joko Widodo saat berpidato di Sidang Tahunan MPR jelang peringatan HUT RI ke-76 di Gedung Parlemen, Senin (16/8/2021). Foto: RFQ

“Saya menyadari adanya kepenatan, kejenuhan, kelelahan, kesedihan, dan kesusahan selama pandemi Covid-19 ini”. Demikian pernyataan Presiden Joko Widodo dalam pidatonya di Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) jelang peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) ke-76 di Gedung Kura-Kura Komplek Parlemen, Senin (16/8/2021).

Mengenakan busana pakaian adat suku Badui, Presiden Joko Widodo menyoroti situasi pandemi Covid-19 memasuki tahun kedua sejak 2020 lalu yang hingga kini belum usai. Pandemi Covid-19 diakuinya membatasi ruang gerak masyarakat dalam beraktivitas yang berdampak pada banyak hal, terutama kesehatan masyarakat dan perekonomian masyarakat/negara.

Sudah banyak masyarakat yang terjangkit Covid-19, bahkan hingga wafat lantaran penyediaan obat-obatan, tenaga kesehatan, hingga alat kesehatan yang terbatas. Ironisnya, ada pihak yang coba-coba “bermain-main” untuk mengeruk keuntungan di tengah situasi sempit dan terhimpit saat ini. Meski dalam pidatonya tak menyebut persoalan korupsi, namun faktanya ada menteri yang coba-coba mengais keuntungan hingga berujung di meja hijau.

Untuk itu, kata Jokowi, pemerintah tengah berupaya menjamin ketersediaan dan keterjangkauan harga obat-obat dan alat kesehatan. Dia juga berkomitmen pemerintah bakal terus bekerja keras mengerahkan semua sumber daya yang dimiliki termasuk mengamankan pasokan kebutuhan vaksin nasional dan kesetaraan akses terhadap vaksin bagi seluruh lapisan masyarakat. Sebab, perang melawan Covid-19 tidak akan berhasil jika masih terjadi ketidakadilan akses terhadap vaksin.

“Karena itu, saya tekankan tidak ada toleransi sedikit pun terhadap siapapun yang mempermainkan misi kemanusiaan dan kebangsaan ini,” kata Presiden.

Presiden mengakui industri kesehatan dalam negeri masih mengalami kelemahan serius yang mesti dicarikan solusinya. Seperti belum adanya kemandirian industri obat-obatan, vaksin dan alat-alat kesehatan. Tapi, pandemi di sisi lain, telah mempercepat pengembangan industri farmasi dalam negeri. Termasuk pengambangan vaksin merah-putih, serta oksigen bagi kesehatan.

Dia menilai kesadaran masyarakat terhadap pentingnya vaksin serta memperoleh layanan dan kepedulian terhadap kesehatan semakin tinggi. Baginya, pandemi mengajarkan kita bahwa kesehatan adalah agenda bersama. Bahkan melalui pandemi ini telah menguatkan institusi sosial di masyarakat, serta memperkuat modal sosial.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait