Ketika Hakim Diuji Integritasnya untuk Kebutuhan Keluarga
HUT MA ke-76

Ketika Hakim Diuji Integritasnya untuk Kebutuhan Keluarga

Film pendek ini menggambarkan integritas seorang hakim yang kuat yang menolak suap pihak berperkara ketika sedang dalam keadaan membutuhkan uang untuk pengobatan ibunya.

Oleh:
Aida Mardatillah
Bacaan 3 Menit
Hakim Dimas yang diperankan Donny Alamsyah dalam film pendek berjudul 'Pesan Bermakna'.
Hakim Dimas yang diperankan Donny Alamsyah dalam film pendek berjudul 'Pesan Bermakna'.

Mahkamah Agung (MA) mulai menayangkan film pendek berjudul “Pesan Bermakna” pada 19 Agustus 2021 di Youtube MA bertepatan HUT MA ke-76. Film pendek ini diangkat dari buku berjudul Catatan di Balik Toga Merah karya D.Y. Witanto yang menggambarkan integritas seorang hakim yang kuat karena menolak suap pihak berperkara ketika dalam keadaan membutuhkan uang untuk pengobatan ibunya.

Film pendek ini dibintangi Donny Alamsyah yang dikenal aktor laga yang kerap membintangi genre film action. Tapi, kali ini, Donny Alamsyah ditantang untuk bermain dalam film pendek bergenre hukum dan memerankan sosok seorang hakim dengan sentuhan Sutradara Orista Primadewa. Alurnya sendiri menceritakan kehidupan seorang hakim bernama Dimas yang integritasnya diuji untuk menolak suap atas permintaan ibunya.

Dalam film ini dikisahkan, suatu ketika Dimas membutuhkan uang untuk biaya operasi ibunya yang mengalami sakit keras. Ketika Dimas sedang menyuapi ibunya yang sedang sakit datanglah seorang laki-laki ke rumahnya. Belakangan diketahui, laki-laki itu merupakan Saudara dari terdakwa pengedar narkotika yang sedang diadili oleh Dimas.

Laki-laki tersebut membujuk Dimas untuk meminta bantuan untuk meringankan hukuman saudaranya itu, dengan menawarkan imbalan sejumlah uang (sogokan/suap, red) untuk Dimas dengan dalih untuk pengobatan ibunya. “Sudahlah Pak, sudah sama-sama tahu, Bapak kan butuh uang untuk pengobatan ibu. Dan, saya juga butuh bantuan Bapak meringankan hukuman Saudara saya. Kita saling bantu,” bujuk sang laki-laki tersebut.

Tapi, ternyata Dimas dengan tegas menolaknya, bahkan mengusir laki-laki tersebut dengan membawa kembali uangnya. Tidak lama kemudian, Dimas dipanggil ibunya. Ketika sudah berada di depan ibunya. Ibunya pun berpesan, “Lek, jangan makan uang yang bukan hak kita, jangan makan uang dari yang batil,” pinta ibunya kepada Dimas. (Baca Juga: MA Luncurkan Film ‘Pesan Bermakna’ Kisahkan Integritas Hakim)

Keesokan harinya ibu Dimas sakit parah dan kemudian meninggal dunia. Dalam situasi seperti ini, Dimas merasa marah dengan dirinya sendiri. Sebab, ibunya meninggal saat dirinya tidak mampu segera membiayai operasi ibunya yang mengalami sakit keras. Di depan kuburan ibunya pun Dimas mencopot lencana hakim dari bajunya dan menggenggamnya erat-erat hingga tangannya berdarah. “Persetan dengan jabatan ini,” teriak Dimas terlihat sangat menyesal atas kepergian sang ibu.

Kemudian Dimas pun memutuskan untuk menggantungkan toga merahnya karena sangat menyesali atas kematian ibunya yang seolah disebabkan dirinya sebagai hakim yang sangat pantang menerima uang suap dari pihak yang berperkara. Namun, rencana pengunduran dirinya “dihalangi” oleh ketua pengadilan. 

Tags:

Berita Terkait