Terindikasi Fraud, Bank Dunia Stop Lanjutkan Survei EoDB
Terbaru

Terindikasi Fraud, Bank Dunia Stop Lanjutkan Survei EoDB

Bank Dunia menyampaikan pihaknya akan memulai serangkaian peninjauan kembali dan audit serta metodologi survei EoDB.

Oleh:
Mochamad Januar Rizki
Bacaan 3 Menit
Ilustrasi: HOL
Ilustrasi: HOL

Kabar mengejutkan dari World Bank atau Bank Dunia yang menghentikan survei tahunan kemudahan berusaha atau Ease of Doing Business (EoDB). Penghentian survei EoDB ini karena terjadi dugaan kecurangan atau fraud dalam proses penilaian oleh internal. Padahal, survei EoDB selalu dijadikan suatu negara sebagai patokan kemudahaan berinvestasi.

“Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia hari ini mengesahkan rilis “Investigasi Penyimpangan Data dalam Doing Business 2018 dan Doing Business 2020. Temuan investigasi dan laporan “Investigation of Data Irregularities in Doing Business 2018 and Doing Business 2020–Investigation Findings and Report to the Board of Executive Directors,” yang merupakan review dari audit eksternal terhadap fakta dan keadaan penyimpangan data yang sebelumnya dilaporkan dalam Doing Business 2018 dan 2020,” ungkap Bank Dunia dalam keterangan persnya, Kamis (16/9).

Dalam keterangan pers tersebut, Bank Dunia menyampaikan kepercayaan negara-negara terhadap hasil survei merupakan hal penting untuk dijaga sehingga opsi penghentian harus dilakukan. Negara-negara tersebut menggunakan survei EoDB sebagai rujukan dalam mengambil kebijakan suatu negara.

Selain itu, survei EoDB juga menjadi ukuran peningkatan ekonomi dan sosial suatu negara dengan akurat. “Penelitian tersebut juga telah menjadi alat yang berharga bagi sektor swasta, masyarakat sipil, akademisi, jurnalis, dan lain-lain, memperluas pemahaman tentang isu-isu global,” jelas Bank Dunia.

Bank Dunia menyampaikan pihaknya akan memulai serangkaian peninjauan kembali dan audit serta metodologi survei EoDB. Selain itu, manajemen Bank Dunia juga telah melaporkan dugaan pelanggaran yang dilakukan pihak-pihak Bank Dunia yang masih aktif atau non-aktif untuk diperiksa secara internal. (Baca: Presiden Ingin Indonesia Masuk Kategori Negara Mudah Berbisnis)

“Ke depan, kami akan menggunakan pendekatan baru untuk menilai iklim bisnis dan investasi. Kami sangat berterima kasih kepada para anggota staf yang bekerja dengan tekun untuk memajukan iklim bisnis. Kami berharap dapat memanfaatkan energi dan kemampuan mereka dengan cara baru,” jelas Bank Dunia.

Seperti dikutip dari Reuters, para pimpinan Bank Dunia termasuk Presiden World Bank Jim Yong Kim dan CEO World Bank 2017-2019, Kristalina Georgieva yang saat ini menjabat Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF), dianggap melakukan tekanan kepada para staf untuk meningkatkan peringkat Cina dalam laporan Doing Business 2018. Temuan tersebut terungkap dari penyelidikan independen firma hukum WilmerHale atas permintaan komite etika Bank Duna. 

Tags:

Berita Terkait