Jalan Panjang Transpuan Demi Mendapat Pengakuan Negara
Terbaru

Jalan Panjang Transpuan Demi Mendapat Pengakuan Negara

Kelompok transpuan di Indonesia menjadi salah satu paling rentan di tengah pandemi Covid-19. Selain kehilangan pekerjaan dan minimnya akses bantuan, mereka juga rentan tertular virus corona.

Oleh:
Resa Esnir
Bacaan 3 Menit
Beberapa transpuan mendatangi kantor Dinas Pendudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta Selatan pada Kamis (16/9). Foto RES
Beberapa transpuan mendatangi kantor Dinas Pendudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta Selatan pada Kamis (16/9). Foto RES

Beberapa transpuan mendatangi kantor Dinas Pendudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta Selatan pada Kamis (16/9). Kedatangan mereka diketahui ingin membuat Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Salah satu transpuan bernama Supardi (Eva) mengatakan, kedatangannya bersama transpuan lain ke Dukcapil DKI Jakarta Selatan difasilitasi oleh Mami Yulie. Yulianus Rettoblaut alias Mami Yulie merupakan Ketua Forum Komunikasi Waria Se-Indonesia.

Hukumonline.com

Hukumonline.com

"Saya sudah lebih dari 3 tahun ngurus Kartu Tanda Penduduk (KTP) tapi lama, saya ngurus ke RT tempat saya tinggal saya bolak-balik ke pak rt sana tapi tetap tidak dikeluarkan surat pengantar dari pak rt, alasannya pak RT nggak mau bertanggung jawab atas status saya," kata transpuan yang akrab disapa Eva ini kepada hukumonline saat ditemui, Kamis (16/9).

Waria yang sudah ditinggal oleh ayah dan ibunya sejak remaja itu hanya bermodalkan kartu keluarga (KK) lama sebagai syarat pendataan ke Ditjen Dukcapil. Selain itu, ia meminta surat domisili kepada ketua Rukun Tetangga (RT) tempat tinggalnya melalui Mami Yulie.

"Saya asli Jawa Tengah, karena ibu bapak pindah ke Depok, jadi semua ganti ke Depok semua surat-suratnya," tutur Eva.

Hukumonline.com

Hukumonline.com

Sementara itu, Yulianus Rettoblaut alias Mami Yulie, Ketua Forum Komunikasi Waria Se-Indonesia yang menjadi penanggungjawab dari puluhan rekannya itu mengaku iba kepada rekan-rekannya yang belum memiliki KTP. Sebab dengan adanya KTP, rekan-rekannya tak lagi sulit untuk keperluan berbagai hal, salah satunya untuk daftar vaksin.

Kelompok transpuan di Indonesia menjadi salah satu paling rentan di tengah pandemi Covid-19. Selain kehilangan pekerjaan dan minimnya akses bantuan, mereka juga rentan tertular virus corona.

Halaman Selanjutnya:
Tags: