Membentuk Citra Jakarta Smart City sebagai Kota Cerdas dan Nyaman
Utama

Membentuk Citra Jakarta Smart City sebagai Kota Cerdas dan Nyaman

Program mewujudkan Provinsi DKI Jakarta sebagai Smart City terus dilakukan pemerintah daerah bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat.

Oleh:
Mochamad Januar Rizki
Bacaan 3 Menit
Acara dialog para pemangku kepentingan VIII (Multi Stakeholder Dialogue VIII) bertema Memperkuat Citra Jakarta Melalui Kolaborasi Cerdas, Rabu (10/11). Foto: RES
Acara dialog para pemangku kepentingan VIII (Multi Stakeholder Dialogue VIII) bertema Memperkuat Citra Jakarta Melalui Kolaborasi Cerdas, Rabu (10/11). Foto: RES

Jakarta sudah lama dikenal sebagai kota metropolitan yang multikultur dan bisa dibilang sebagai miniatur dari Indonesia. Hal ini karena Jakarta menyandang dua fungsi, yakni sebagai pusat pemerintahan nasional dan pusat ekonomi skala regional dan global. Kedua fungsi tersebut menjadikan Jakarta sebagai “melting pot” penduduk dari beragam latar belakang.

Selain “Enjoy Jakarta” sebagai bentuk promosi pariwisata di tingkat lokal, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga menciptakan citra “Jakarta Kota Kolaborasi” yang menitikberatkan pada keterlibatan semua pihak dalam membangun Jakarta. Slogan ini bertujuan untuk mengajak warga untuk aktif berpartisipasi dan berkolaborasi lintas sektor untuk mewujudkan Jakarta yang lebih baik.

Upaya ini, salah satunya, diterjemahkan ke dalam platform kolaboratif Plus Jakarta yang dapat mempertemukan dan menampung aksi-aksi nyata masyarakat. Platform Plus Jakarta menyediakan ruang kolaborasi warga di berbagai bidang, seperti persampahan, permukiman, hingga kebencanaan, termasuk saat pandemi COVID-19.

Seiring dengan kondisi tersebut, program mewujudkan Provinsi DKI Jakarta sebagai Smart City terus dilakukan pemerintah daerah bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat. Program ini tidak hanya mendorong pemanfaatan teknologi untuk mendukung aktivitas masyarakat tapi juga membangun ekosistem masyarakat menjadi kota cerdas.Hal ini dilakukan sejak terbitnya Pergub DKI Jakarta No.306 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Jakarta Smart City. (Baca: Pentingnya Data Faktual untuk Ciptakan Mobilitas Transportasi Jakarta yang Lebih Baik)

Direktur Smart City Yudhistira Nugraha menyampaikan citra atau brand dalam program Jakarta SmartCity sangat penting untuk dibentuk. Hal ini bertujuan agar Jakarta memiliki ciri khas atau perbedaan dibandingkan kota-kota besar lain di dunia. “Saya selalu jalan ke Bandung pasti ada sesuatu yang khas. Kalau ke Jakarta mau beli apa bingung. Ini adalah sebagian dari branding, Smart Branding. Artinya, branding sangat penting untuk engage orang datang ke suatu tempat,” jelas Yudhistira dalam Acara dialog para pemangku kepentingan VIII (Multi Stakeholder Dialogue VIII) bertema Memperkuat Citra Jakarta Melalui Kolaborasi Cerdas, Rabu (10/11).

Dia menyampaikan untuk membentuk dan memperkuat citra Jakarta SmartCity tersebut perlu melibatkan berbagai elemen masyarakat. Dia mencontohkan terdapat berbagai daerah di Jakarta yang diawali dengan Kali seperti Kalideres dan Kalimalang. Hal ini menandakan kondisi Jakarta yang memiliki hubungan dekat dengan air. Sehingga, dia menjelaskan perlu melibatkan berbagai ahli seperti ahli bahasa dan sosiologi untuk mengkaji hal tersebut sehingga dapat membentuk brand yang sesuai dengan Jakarta.

“Sehingga ada simbol, yang mengidentifikasi suatu tempat dan atribut. Smart Branding ada tempat sebagai pesan pengingat, jadi biasanya ada message dari masyarakat sehingga tetap comeback ke Jakarta. Ada simbol ikon dari sebuah kota. Ini perlu kolaborasi dengan ahli bahasa sosiologi,” jelas Yudhistira.

Tags:

Berita Terkait