Personalisasi
Halo,
Anda,

Segera Upgrade paket berlangganan Anda.
Dapatkan fitur lebih lengkap
Profil
Ada pertanyaan? Hubungi Kami
Bahasa
id-flag
en-flag

Arti Teori Receptio A Contrario

Share
copy-paste Share Icon
Ilmu Hukum

Arti Teori Receptio A Contrario

Arti Teori <i>Receptio A Contrario</i>
Bernadetha Aurelia Oktavira, S.H.Si Pokrol
Si Pokrol
Bacaan 10 Menit
Arti Teori <i>Receptio A Contrario</i>

PERTANYAAN

Mohon jelaskan teori resepsi a contrario dan contoh teori resepsi a contrario jika ada. Terima kasih.

DAFTAR ISI

    INTISARI JAWABAN

    Teori receptio a contrario ini dapat kita temukan dalam hubungan antara hukum agama dan hukum adat. Secara sederhana teori receptio a contrario dapat diartikan sebagai teori yang menganggap hukum adat hanya berlaku bila tidak bertentangan dengan hukum agama yang dipeluk oleh masyarakat.

     

    Penjelasan lebih lanjut dapat Anda baca ulasan di bawah ini.

    ULASAN LENGKAP

    Terima kasih atas pertanyaan Anda.

     

    Artikel ini adalah pemutakhiran dari artikel dengan judul Arti Teori Receptio A Contrario yang dibuat oleh Sovia Hasanah, S.H. dan pertama kali dipublikasikan pada Senin, 23 April 2018.

    KLINIK TERKAIT

    Dasar Hukum Penerbitan Kebijakan Moratorium

    Dasar Hukum Penerbitan Kebijakan Moratorium

     

    Seluruh informasi hukum yang ada di Klinik hukumonline.com disiapkan semata – mata untuk tujuan pendidikan dan bersifat umum (lihat Pernyataan Penyangkalan selengkapnya). Untuk mendapatkan nasihat hukum spesifik terhadap kasus Anda, konsultasikan langsung dengan Konsultan Mitra Justika.

    Belajar Hukum Secara Online dari Pengajar Berkompeten Dengan Biaya TerjangkauMulai DariRp. 149.000

     

    Definisi Teori Receptio A Contrario

    Pembahasan teori receptio a contrario ini umumnya ditemukan dalam hubungan antara hukum agama dan hukum adat.

    Disarikan dari jurnal Epistemologi Pengembangan Hukum Islam yang ditulis Nova Effenty Muhammad (hal. 83), kemunculan receptio a contrario ini diprakarsai oleh kemunculan teori receptio in complexu yang digagas Van Den Berg, pakar hukum asal belanda.

    Pada intinya, teori receptio in complexu menyatakan bahwa hukum agama (Islam) diterima secara keseluruhan oleh masyarakat yang memeluk agama tersebut. Jika diartikan, teori ini menganggap hukum adat mengikuti hukum agama yang dipeluk oleh masyarakat adat itu.

    Kemudian, hadirnya receptio in complexu dibantah oleh Snouck Hurgronje dan C. Van Vollenhoven melalui teori receptie-nya. Teori receptie menyatakan bahwa hukum Islam dapat diberlakukan sepanjang tidak bertentangan atau telah diterima keberlakuannya oleh hukum adat. Artinya, hukum Islam mengikuti hukum adat masyarakat sekitar.

    Teori Hurgronje tersebut dibantah oleh Hazairin, pakar hukum adat asal Indonesia, dengan teori receptio exit. Teori inilah yang kemudian dikembangan oleh Sayuti Thalib menjadi teori receptio a contrario. Jika diartikan, teori receptio a contrario adalah teori yang menyatakan bahwa hukum yang berlaku adalah hukum agama, yang berarti hukum adat hanya berlaku kalau tidak bertentangan dengan hukum agama.

     

    Ajaran Teori Receptio A Contrario

    Menurut M. Yahya Harahap dalam Kedudukan Janda, Duda dan Anak Angkat dalam Hukum Adat (hal. 62) teori atau ajaran penetrasi persentuhan hukum Islam dan adat secara receptio contrario, banyak sekali penganutnya di kalangan penulis-penulis hukum.

    Sebagaimana pernah dijelaskan oleh Hamka yang dikutip oleh Yahya Harahap (hal. 62) inti pokok yang terkandung dalam ajaran teori receptio a contrario antara lain:

    1. Telah berkembang suatu garis hukum hampir di seluruh kepulauan nusantara.
    2. Garis hukum itu hukum adat hanya dapat berlaku dan dilaksanakan dalam kehidupan pergaulan masyarakat jika hukum adat itu tidak bertentangan dengan hukum Islam.

    Lebih lanjut, Yahya Harahap (hal. 63) menjelaskan jika teori resepsio mengatakan bahwa hukum Islam baru dapat dilaksanakan sebagai norma hukum apabila hukum adat telah menerimanya sebagai hukum, maka teori receptio a contrario adalah kebalikannya.

    Menurut ajaran receptio a contrario, hukum adat yang menyesuaikan diri ke dalam hukum Islam. Hukum adat yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat adalah norma hukum adat yang sesuai dengan jiwa hukum Islam. Jika norma hukum adat tersebut tidak sejalan dengan jiwa dan semangat hukum Islam, maka hukum adat tersebut harus dijauhkan dari kehidupan pergaulan lalu lintas masyarakat.

     

    Contoh Teori Receptio a Contrario dalam Ungkapan Hukum Adat

    M. Yahya Harahap memberikan contoh ungkapan yang telah tercipta sebagai landasan pedoman penerapan hukum di beberapa daerah, misalnya:[1]

    • Hukum ngon adat hantom cre, lagu zat ngon sepent

    Ungkapan ini terdapat di daerah Aceh yang artinya hukum Islam dan hukum adat tak dapat dipisahceraikan, seperti hubungan zat dengan sifatnya.

    • Adatna di uhomkon manise tu na disyariatkon

    Ungkapan ini berasal dari Tapanuli Selatan yang berarti hukum adat yang hendak diterapkan sebagai hukum, harus lebih dulu dipertanyakan dan diujikan kepada syariat Islam, apakah ketentuan hukum adat yang hendak diterapkan dan diberlakukan itu tidak bertentangan dengan syariat. Jika ternyata bertentangan, hukum adat tersebut harus disingkirkan. Untuk menguji bertentangan atau tidaknya hukum adat tersebut, para fungsionaris adat mempertanyakan dulu kepada ulama atau guru agama setempat.

    Jadi menjawab pertanyaan Anda, secara sederhana teori receptio a contrario dapat diartikan hukum adat hanya berlaku bila tidak bertentangan dengan hukum agama yang dipeluk oleh masyarakat.

     

    Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat.

     

    Referensi:

    1. M. Yahya Harahap. Kedudukan Janda, Duda dan Anak Angkat dalam Hukum Adat. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1993;
    2. Nova Effenty Muhammad. Epistemologi Pengembangan Hukum Islam. Al-Mizan, Vol. 9 No. 1 Juni 2013.

    [1] M. Yahya Harahap. Kedudukan Janda, Duda dan Anak Angkat dalam Hukum Adat. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1993, hal 63–64

    Tags

    anak hukum
    fakultas hukum

    Punya Masalah Hukum yang sedang dihadapi?

    atauMulai dari Rp 30.000
    Baca DisclaimerPowered byempty result

    TIPS HUKUM

    Ingin Rujuk, Begini Cara Cabut Gugatan Cerai di Pengadilan

    24 Mar, 2023 Bacaan 10 Menit
    logo channelbox

    Dapatkan info berbagai lowongan kerja hukum terbaru di Indonesia!

    Kunjungi

    Butuh lebih banyak artikel?

    Pantau Kewajiban Hukum
    Perusahaan Anda Di Sini!