September lalu, Majelis Kasasi dalam Putusan No. 1349K/Pdt.Sus-HKI/2022 mengabulkan permohonan kasasi M. Sadad (owner Erigo) dan membatalkan Putusan PN No. 80/Pdt.Sus-Merek/2021/PN Niaga Jkt Pst. Duduk Perkaranya, brand Erigo digugat oleh pemilik merek ERG (Penggugat) karena dianggap mendompleng merek miliknya yang telah mendapatkan perlindungan merek DJKI untuk kelas 25, terhitung mulai 18 Februari 2014 hingga 18 Februari 2024 mendatang. Penggugat sudah aktif menjalankan produk fashion dengan merek dagang ERG sejak tahun 2012.
Ide awal munculnya merek ERG disebut penggugat terinspirasi dari keinginan untuk mengembangkan produk-produk yang ergonomik. Itu pulalah mengapa merek ERG dalam keterangan translasi di pangkalan data KI adalah ‘produk fashion yang ergonomik’. Poin argumen ini kemudian di-counter oleh Tergugat dengan alasan bahwa ERG bukanlah sebuah merek, melainkan satuan energi dan usaha mekanik berdasarkan sistem satuan CGS.
Pasal 20 huruf (f) UU Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis menyebutkan, “Merek tidak dapat didaftar jika merupakan nama umum dan/atau lambang milik umum”.
Sebagai salah satu poin pembelaannya, Penggugat menyebut merek ‘ERG’ sempat ingin dibeli oleh Mikhael Kevin (MK) yang disebut Penggugat memiliki hubungan sebagai lawyer Erigo (Tergugat 1). Hal itu dibuktikan dengan unggahan pada 11 Juni 2021 di akun instagram milik jprplaw dengan caption, ‘intense meeting with client @erigostore,’.
