<p style="margin-left:0cm; margin-right:0cm">Pada dasarnya siapa yang berhak mewakili perusahaan telah diatur menurut ketentuan dalam <a href="https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/26940/undangundang-nomor-40-tahun-2007/?utm_source=website&amp;utm_medium=internal_link_klinik&amp;utm_campaign=uu_pt" style="color:blue; text-decoration:underline">UU PT</a>. Direksi adalah organ perseroan yang mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan. Namun, dapatkah HR <em>office</em> yang kemudian hadir mewakili direksi PT sebagai tergugat di pengadilan?</p>

<p style="margin-left:0cm; margin-right:0cm">&nbsp;</p>

<p>Penjelasan lebih lanjut dapat Anda baca ulasan di bawah ini.</p>


Bisakah HR Mewakili Perusahaan sebagai Tergugat?

<p>Perbuatan Anda atau saudara, yang menandatangani dokumen dengan tanda tangan sendiri atas nama ayah Anda, menurut hemat kami, tidak dapat dipandang sebagai pemalsuan tanda tangan.</p>

<p>Dalam hukum perdata, perbuatan ayah Anda yang menyerahkan pembubuhan tanda tangan sebagai saksi dalam jual beli tanah dapat dianggap sebagai perjanjian pemberian kuasa. Meski kuasa yang diberikan adalah kuasa lisan, pemberian kuasa itu sah sepanjang memenuhi syarat sahnya perjanjian. Namun, karena kuasa diberikan secara lisan, bagaimanakah pembuktiannya?</p>

<p>&nbsp;</p>

<p>Penjelasan lebih lanjut dapat Anda baca ulasan di bawah ini.</p>


Pembuktian Pemberian Kuasa Secara Lisan 

<p style="margin-left:0in; margin-right:0in">Dalam hal seseorang memberikan kuasa kepada pihak lain untuk melakukan sesuatu atas nama si pemberi kuasa, dibuatlah surat kuasa secara umum maupun khusus. Jika pemberian kuasa tersebut terbatas hanya pada 1 kepentingan atau lebih, maka dibuat surat kuasa khusus.</p>

<p style="margin-left:0in; margin-right:0in">Adapun untuk surat kuasa yang diberikan kepada pemberi jasa advokat dalam mewakili Anda mengajukan gugatan hukum kepada pihak lain, maka bentuknya harus surat kuasa Khusus.</p>

<p style="margin-left:0in; margin-right:0in">Penjelasan lebih lanjut dapat Anda baca ulasan di bawah ini.</p>


Cara Membuat Surat Kuasa yang Baik dan Benar Beserta Contohnya

<p style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Sesungguhnya dalam hukum ketenagakerjaan Indonesia tidak dikenal yang namanya Pemutusan Hubungan Kerja (&ldquo;PHK&rdquo;) sepihak. Namun, tahapan melakukan PHK telah diatur tersendiri dalam <a href="https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/13146/nprt/10/uu-no-13-tahun-2003-ketenagakerjaan" style="color:#0563c1; text-decoration:underline"><span style="color:#0563c1">Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan</span></a> di mana harus diupayakan terlebih dahulu agar tidak terjadi PHK.</p>

<p style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Tapi menyambung pertanyaan Anda, apakah PHK harus dilakukan oleh si pengusaha itu sendiri atau boleh diwakilkan oleh penerima kuasa?</p>

<p style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Penjelasan lebih lanjut dapat Anda klik ulasan di bawah ini.</p>


Sahkah Surat PHK yang Ditandatangani Kuasa dari Pengusaha?

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">Jika Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga suatu organisasi kemasyarakatan (&ldquo;Ormas&rdquo;) memberikan wewenang untuk bertindak di dalam dan di luar pengadilan kepada pimpinan pusat dan sekretaris, maka pimpinan daerah ormas membutuhkan surat kuasa untuk menggantikan pelaksanaan wewenang tersebut. Pimpinan daerah pun tidak dapat sembarangan menunjuk pengacara sebagai kuasa substitusi atau kuasa pengganti. Apabila wewenang ini tidak disebutkan di dalam surat kuasa, maka penunjukan kuasa substitusi tersebut tidak sah.</div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">&nbsp;</div>

<div>Penjelasan lebih lanjut dapat Anda klik ulasan di bawah ini.</div>


Penunjukan Kuasa Substitusi oleh Pimpinan Daerah Ormas

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in"><a href="https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/26940/undangundang-nomor-40-tahun-2007" style="color:#0563c1; text-decoration:underline">Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas</a> (&ldquo;UU 40/2007&rdquo;) telah menentukan bahwa direksi berwenang mewakili perseroan di dalam dan di luar pengadilan. UU 40/2007 juga membolehkan direksi memberikan kuasa kepada karyawannya untuk melakukan perbuatan hukum tertentu.</div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">&nbsp;</div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">Namun demikian, ketentuan ini tidak berlaku dalam perkara permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang (&ldquo;PKPU&rdquo;). Permohonan PKPU <strong>harus ditandatangani oleh pemohon <em>principal</em> (<em>in casu </em>direksi) dan oleh advokatnya</strong> yang ditujukan kepada pengadilan di mana tempat debitur berkedudukan. Advokat sendiri telah berperan sebagai kuasa hukum sekaligus pendamping bagi perseroan tersebut.</div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">&nbsp;</div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">Penjelasan lebih lanjut dapat Anda klik ulasan di bawah ini.</div>


Apakah Kuasa Direksi Berhak Menandatangani Permohonan PKPU?

<td style="background-color:#ccc0d9; width:6.5in">
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">�</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify"><span style="color:black">Dalam setiap perselisihan hubungan industrial <strong>wajib</strong> diupayakan penyelesaiannya terlebih dahulu melalui perundingan bipartit (antara pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh dengan pengusaha) secara musyawarah untuk mencapai mufakat.</span></div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">�</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Pada prinsipnya, perundingan bipartit harus dilaksanakan oleh kedua belah pihak, yaitu <strong>pekerja/buruh </strong>atau<strong> serikat pekerja/buruh </strong>dengan <strong>pengusaha</strong>. Pada <span style="color:blue"><u><a href="http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/28847/node/203/peraturan-menteri-tenaga-kerja-dan-transmigrasi-nomor-per31menxii2008-tahun-2008" style="color:blue; text-decoration:underline">Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.31/Men/Xii/2008 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Melalui Perundingan Bipartit</a></u></span><span style="color:blue"><u><strong> </strong></u></span><span style="color:blue"><u>(�</u></span>Permenakertrans 31/2008�), diatur bahwa apabila pihak yang merasa dirugikan adalah pekerja/buruh perseorangan yang bukan menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh, maka pekerja/buruh <u>dapat didampingi oleh pengurus dari serikat pekerja/buruh</u> dari perusahaan tersebut. Sedangkan pihak dari perusahaan atau manajemen perusahaan dan/atau yang diberi mandat harus menangani penyelesaian perselisihan <u>secara langsung</u>.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">�</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Sepanjang penelusuran kami, tidak terdapat larangan dalam <u><a href="http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/17858/node/166/uu-no-2-tahun-2004-penyelesaian-perselisihan-hubungan-industrial" style="color:blue; text-decoration:underline">Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial</a></u> maupun Permenakertrans 31/2008 mengenai pekerja/buruh melibatkan kuasa hukum untuk mewakilinya dalam perundingan bipartit.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">�</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Sejalan dengan hal tersebut, menurut <strong>Juanda Pangaribuan</strong>, Advokat Spesialisasi Ketenagakerjaan dan Hakim<em> Ad Hoc </em>pada Pengadilan Hubungan Industrial (2006-2016), tidak ada aturan yang melarang untuk melibatkan kuasa hukum dalam perundingan bipartit, sehingga bisa saja itu dilakukan asalkan didukung dengan surat kuasa khusus.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">�</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Penjelasan lebih lanjut dapat Anda simak dalam ulasan di bawah ini.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">�</div>
</td>

Langkah Pekerja Jika Perundingan Bipartit Ditolak Pengusaha

Bolehkah Penggugat Berperan Aktif Bersama-sama dengan Advokat?

Beranda

Home

kuasa

Anda tidak dapat mengakses fitur Hukumonline Pro setelah

Segera lakukan perpanjangan untuk menghindari pemutusan akses fitur Hukumonline Pro.

Nama

Untuk memperpanjang langganan Hukumonline Pro, segera isi formulir di bawah ini dan tim kami akan menghubungi Anda!

Segera perpanjang langganan Anda untuk dapat mengakses seluruh fitur dari Hukumonline Pro.

Cari peraturan, putusan, artikel, klinik, berita, dan lainnya

Perpanjangan langganan Hukumonline Pro Anda sudah kami terima. Anda akan segera dihubungi oleh Tim Hukumonline untuk mendapatkan akses tanpa batas ke berbagai layanan dan produk terbaik dari Hukumonline Pro.

Hukumonline.com

#kuasa