<p style="margin-left:0in; margin-right:0in">Satuan Polisi Pamong Praja (&ldquo;Satpol PP&rdquo;) adalah perangkat daerah yang dibentuk untuk <strong>menegakkan Peraturan Daerah (Perda) dan Peraturan Kepala Daerah (Perkada)</strong>, <strong>menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman,</strong> serta <strong>menyelenggarakan pelindungan masyarakat</strong>.</p>

<p style="margin-left:0in; margin-right:0in">Dalam hal menegakkan peraturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (&ldquo;PPKM&rdquo;), Satpol PP wajib menaati kode etik dan peraturan perundang-undangan, serta dilarang menggunakan kekerasan. Lantas, apa sanksinya jika petugas Satpol PP terbukti melakukan kekerasan seperti menganiaya pelanggar PPKM?</p>

<p style="margin-left:0in; margin-right:0in">Penjelasan lebih lanjut dapat Anda klik ulasan di bawah ini.</p>


Sanksi untuk Satpol PP yang Gunakan Kekerasan Pada Pelanggar PPKM

Foto: RES

Seluruh pasukan gabungan yang terdiri dari TNI, Polri dan Satpol PP itu langsung bergerak menuju sejumlah wilayah di Jakarta untuk menegakkan protokol kesehatan yang ketat.

Kasus Covid-19 Meningkat, PPKM Mikro di Jakarta Diperketat

Satpol PP juga merupakan PNS yang (untuk jabatan tertentu) dapat menggunakan senjata api sekaligus melakukan penyidikan saat terjadi pelanggaran Perda/Perkada.

Satpol PP Bukan Aparat Biasa

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">Pada dasarnya, Satuan Polisi Pamong Praja (&ldquo;Satpol PP&rdquo;) bukan merupakan anggota kepolisian seperti pada umumnya. Satpol PP bertugas:<em> </em></div>

<ol style="list-style-type:lower-alpha">
	<li>
	<div>menegakkan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah;</div>
	</li>
	<li>
	<div>menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman; dan</div>
	</li>
	<li>
	<div>menyelenggarakan pelindungan masyarakat.</div>
	</li>
</ol>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">&nbsp;</div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">Adapun kasus pemukulan yang sedang Anda hadapi tergolong sebagai Tindak Pidana Penganiayaan yang diatur dalam Pasal 351 ayat (1) <a href="https://m.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4c7b7fd88a8c3/wetboek-van-strafrecht-wvs" style="color:blue; text-decoration:underline">Kitab Undang-Undang Hukum Pidana</a> (KUHP). Sedangkan undang-undang yang mengatur tentang tata cara penanganan kasus tersebut adalah <a href="https://m.hukumonline.com/pusatdata/detail/2647/undangundang-nomor-8-tahun-1981" style="color:blue; text-decoration:underline">Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana</a> (KUHAP).</div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">&nbsp;</div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">Penjelasan selengkapnya dapat Anda klik ulasan di bawah ini.</div>


Penanganan Kasus Pemukulan oleh Satpol PP Saat Demonstrasi

<td style="background-color:#ccc0d9; width:6.65in">
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">�</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Satuan Polisi Pamong Praja adalah jabatan fungsional pegawai negeri sipil yang dibentuk untuk menegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Derah, menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman, serta menyelenggarakan pelindungan masyarakat.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">�</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Satpol PP diperbolehkan menggunakan senjata api pada saat melaksanakan tugas operasional di lapangan dengan berpakaian dinas dan penggunaannya harus sesuai dengan surat izin yang dikeluarkan oleh Kepolisian Daerah setempat.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">�</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Penjelasan lebih lanjut dapat Anda simak dalam ulasan di bawah ini.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">�</div>
</td>

Kepemilikan Senjata Api oleh Satpol PP dalam Bertugas 

<td style="background-color:#ccc0d9; width:6.65in">
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">�</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify"><strong>Penangkapan</strong> adalah suatu tindakan <u>penyidik</u> berupa pengekangan sementara waktu kebebasan tersangka atau terdakwa apabila terdapat cukup bukti guna kepentingan penyidikan atau penuntutan dan atau peradilan dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam <span style="color:#0563c1"><u><a href="http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/2647/node/629/uu-no-8-tahun-1981-hukum-acara-pidana" style="color:#0563c1; text-decoration:underline">Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana</a></u></span> (�KUHAP�).</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">�</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Jadi, tindakan penangkapan dilakukan oleh penyidik (dalam hal ini Kepolisian) pada proses penyidikan. Selain itu, penangkapan dilakukan guna kepentingan penyidikan atau penuntutan dan atau peradilan.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">�</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Benar bahwa alasan penangkapan atau syarat penangkapan yaitu:</div>
<ol>
<li style="text-align:justify">
<div>seorang yang diduga keras melakukan tindak pidana;</div>
</li>
<li style="text-align:justify">
<div>dugaan yang kuat itu didasarkan pada <u>bukti permulaan yang cukup</u> (minimal dua alat bukti yang termuat dalam Pasal 184 KUHAP)</div>
</li>
</ol>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">�</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Berdasarkan Pasal 19 ayat (2) KUHAP, <strong>penangkapan</strong> <strong>tidak boleh dilakukan terhadap tersangka pelaku pelanggaran</strong>, kecuali telah dipanggil secara sah dua kali berturut-turut tidak memenuhi panggilan itu tanpa alasan yang sah.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">�</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Tidak ada tugas dan wewenang yang diberikan oleh <u><a href="http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt5afe8603b3c60/node/534/peraturan-pemerintah-nomor-16-tahun-2018" style="color:#0563c1; text-decoration:underline">Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018 tentang Satuan Polisi Pamong Praja</a></u> (�PP Satpol PP�) kepada Satpol PP untuk melakukan penangkapan terhadap tersangka pelaku pelanggaran ketertiban umum. Wewenang yang diberikan adalah tindakan dalam rangka menjaga dan/atau memulihkan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat terhadap pelanggaran atas Perda dan/atau peraturan kepala daerah, <u>tapi tidak sampai proses peradilan</u>.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">�</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Penjelasan lebih lanjut dapat Anda simak dalam ulasan di bawah ini.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">�</div>
</td>

Bolehkah Dilakukan Penangkapan Terhadap Tersangka Pelaku Pelanggaran?

<td style="background-color:#e5dfec; width:6.65in">
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">�</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Melakukan <strong>t</strong><strong>indakan</strong> <strong>penertiban non-yustisial</strong> terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Peraturan Daerah (�Perda�) dan/atau Peraturan Kepala Daerah (�Perka�) merupakan salah satu <strong>kewenangan</strong> <strong>Satuan Polisi Pamong Praja</strong> dalam menjalankan tugas dan fungsinya.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">�</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Yang dimaksud dengan tindakan penertiban non-yustisial itu adalah tindakan yang dilakukan oleh <strong>polisi pamong praja </strong>dalam rangka<strong> menjaga dan/atau memulihkan ketertiban umum </strong>dan <strong>ketenteraman masyarakat terhadap pelanggaran</strong> Perda dan/atau Perka dengan cara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan <strong>tidak sampai proses peradilan</strong>.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">�</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in">Apa contohnya? Penjelasan lebih lanjut dapat Anda simak dalam ulasan di bawah ini.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">�</div>
</td>

Arti Tindakan Penertiban Non-Yustisial oleh Satpol PP

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melempari barikade petugas Satpol PP dengan batu selama upacara peringatan HUT ke-68 Satpol PP di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Kamis (26/4). 

Satpol PP Wajib Tegakkan Hukum Secara Persuasif

Beranda

Home

satpol-pp

Anda tidak dapat mengakses fitur Hukumonline Pro setelah

Segera lakukan perpanjangan untuk menghindari pemutusan akses fitur Hukumonline Pro.

Nama

Untuk memperpanjang langganan Hukumonline Pro, segera isi formulir di bawah ini dan tim kami akan menghubungi Anda!

Segera perpanjang langganan Anda untuk dapat mengakses seluruh fitur dari Hukumonline Pro.

Cari peraturan, putusan, artikel, klinik, berita, dan lainnya

Perpanjangan langganan Hukumonline Pro Anda sudah kami terima. Anda akan segera dihubungi oleh Tim Hukumonline untuk mendapatkan akses tanpa batas ke berbagai layanan dan produk terbaik dari Hukumonline Pro.

Hukumonline.com

#satpol pp