Hukumonline Awards 2018
YI/ES
Bacaan 2 Menit
Hukumonline sebagai media yang memiliki perhatian besar kepada profesi hukum di Indonesia juga memiliki jejak rekam yang kuat dalam memajukan kegiatan pro bono atau bantuan hukum cuma-cuma di kalangan advokat. Tahun ini Hukumonline mengadakan penelitian terkait kegiatan pro bono, dilihat dari kacamata kantor hukum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara lebih akurat sejauh mana kultur pro bono telah diterapkan oleh kantor-kantor hukum di Indonesia. Penelitian dengan bentuk survei ini diselenggarakan Hukumonline sebagai bentuk apresiasi kepada para advokat dan kantor-kantor advokat yang telah berdedikasi dalam menjalankan kewajiban pro bono. Total responden dalam survei sebanyak 57 responden atau kantor hukum yang tersebar di 16 Provinsi di Indonesia, mulai Aceh hingga Papua. Terdapat 15 pemenang dari ajang penghargaan tahunan ini yang terdiri dari 12 kantor hukum dan 3 pemenang individu (advokat). Kegiatan pro bono yang dimaksud adalah kegiatan litigasi dan non litigasi sesuai Peraturan Peradi No. 1 Tahun 2010. Metode yang digunakan kuantitatif untuk pemenang kantor hukum dan kualitatif untuk individu dengan menggandeng 3 juri independen. Seluruh pemenang tersebut berasal dari 9 kategori penghargaan. Kesembilan kategori itu antara lain;
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H Laoly dan Sejumlah pejabat seperti Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) R. Benny Riyanto, anggota Komisi III DPR Arsul Sani , serta Deputi Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual dan Regulasi BEKRAF Ari Juliano Gema yang merupakan salah satu juri awards, juga turut menyerahkan penghargaan dalam acara yang dihadiri pula oleh para pimpinan organisasi advokat di Indonesia .
Selain penyerahan awards, kegiatan juga diisi dengan dialog interaktif berjudul Pro Bono Innovation Dialogue. Dialog yang dimoderatori oleh Wakil Ketua STH Indonesia Jentera ini dihadiri oleh pembicara yang peduli dengan perkembangan pro bono di Indonesia. Pembicara tersebut adalah:
|