Tentu Anda sering menemukan papan informasi di tempat parkir yang berbunyi “Kami tidak bertanggung jawab atas terjadinya kerusakan atau kehilangan barang Anda selama parkir di sini”. Redaksi seperti ini tidak jarang bahkan dituangkan dalam karcis parkir dengan tujuan untuk menegaskan keberlakuan isi pernyataan tersebut. Secara hukum, upaya pengalihan tanggung jawab seperti ini tidak dibenarkan oleh undang-undang.
Upaya pengalihan tanggung jawab sebagaimana yang dicontohkan di atas jika diperhatikan lebih seksama akan sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Sebut saja salah satu contoh misalnya ketika nasabah menjalin hubungan dengan pihak Bank untuk kepentingan membuat tabungan. Pada syarat umum formulir pembukaan rekening tabungan, bisa ditemui adanya klausul yang berbunyi “nasabah tunduk serta terkait dengan ketentuan tabungan yang berlaku di Bank maupun perubahannya di kemudian hari”.
Pada contoh lain, sebagaimana yang terekam dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 24 PK/Pdt/2014 antara salah satu maskapai penerbangan dengan konsumennya. Akibat pembatalan jadwal penerbangan oleh maskapai yang dilakukan secara tiba-tiba, calon penumpang maskapai tersebut menggugat ke Pengadilan. Dalam pertimbangan putusan PK diketahui bahwa maskapai penerbangan mencantumkan klausul pengalihan tanggung jawab terkait perubahan jadwal sewaktu-waktu.
Bunyi klausul tersebut sebagaimana yang tertuang dalam pertimbangan majelis hakim Peninjauan Kembali adalah, “Setiap tarif, jadwal dan rute penerbangan adalah yang berlaku pada saat diumumkan. Indonesia Air Asia berhak untuk melakukan perubahan syarat–syarat dan ketentuan umum, tarif dan jadwal penerbangan tanpa pemberitahuan sebelumnya”.
