Beberapa waktu lalu, publik di Australia ramai dengan perseteruan antara perusahaan platform digital raksasa dengan perusahaan media lokal di sana. Bahkan, posisi dominan yang ditempati Google dan Facebook membuat Perdana Menteri Australia, Scott Morisson ketika itu memerintahkan otoritas persaingan usaha Australia (Australian Competition & Consumer Commission/ACCC) untuk menyeimbangkan daya tawar antara platform digital khususnya Google dan Facebook dengan media berita Australia (media lokal).
Persoalannya terletak pada keuntungan dari perolehan iklan yang selama ini dinikmati perusahaan media lokal, malah dikuasai pihak Google maupun Facebook. Perusahaan asal AS itu diduga menikmati profit iklan dari publikasi berita media lokal tanpa adanya pembagian royalti.
“Terdapat ketidakseimbangan kekuatan tawar menawar yang mendasar antara bisnis media dan platform-platform digital yang besar, sebagian karena bisnis berita tak memiliki pilihan lain selain berurusan dengan platform tersebut, serta hanya memiliki sedikit kemampuan untuk bernegosiasi soal pembayaran untuk konten berita mereka,” kata Ketua ACCC, Rod Sims.
ACCC pada Juli 2020 akhirnya merilis draft of mandatory code. Bila diadopsi, draf tersebut membuka peluang bagi media Australia untuk melakukan tawar menawar dengan Google dan Facebook untuk mendapatkan pembayaran yang adil untuk konten berita media lokal. Negosiasi terkait pembayaran konten berita juga dapat diproses melalui mediasi dan dapat diikat secara final dalam arbitrase.
