Capres Diminta Pedomani Buku Putih
Aktual

Capres Diminta Pedomani Buku Putih

Oleh:
ANT
Bacaan 2 Menit
Capres Diminta Pedomani Buku Putih
Hukumonline
Wakil Ketua Komisi Pemberantasn Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto menyatakan, kedua pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden diminta untuk pedomani buku putih dalam menyusun program pemberantasan korupsi di Indonesia.

"Buku putih yang telah diserahkan menjadi panduan bagi para kandidat presiden dalam menyusun program pemberantasan korupsi di Indonesia," kata Bambang Widjojanto, di Padang, Kamis.

Ia menjelaskan, buku putih tentang pemberantasan korupsi itu, akan bermanfaat sebagai pedoman bagi calon presiden dan wakil presiden ketika menyusun visi-misi serta program kerja, juga ketika kelak terpilih nanti.

"Para pasangan calon bisa menyusun program kerja dan visi-misi berdasarkan 8 agenda dalam Buku Putih, serta merealisasikannya," ungkapnya.

Satu persoalan utama yang tidak tuntas dalam visi-misi capres-cawapres dan dapat berakibat pada ketidakmampuan untuk menjalankan agenda pembangunan.

Tanpa memperbaiki integritas, suplai koruptor baru akan terus terjadi dan berbagai kasus korupsi baru akan terus bermunculan. "Tanpa memperbaiki integritas, maka sebaik apa pun sistem yang diterapkan akan tetap muncul kolusi," tegas Bambang Widjojanto.

Ia mengatakan, upaya pemberantasan korupsi hanya akan berhasil jika menyentuh akar permasalahan.

Memberantas korupsi memerlukan partisipasi masyarakat, karena ini bukan saja masalah penegakan hukum, tetapi juga tentang cara berpikir dan tingkah laku.

"Jika dimanfaatkan dengan baik, maka tingkat kepedulian dan kemarahan masyarakat tersebut merupakan modal yang penting bagi upaya pemberantasan korupsi," katanya.

Ia menjelaskan, sistem yang akuntable menjadi kunci utama untuk meminimalisir potensi korupsi. "Integritas antara sistem dan integritas yang akan menjadi faktor fundamental pemberantas korupsi di Indonesia," ungkapnya.

Bambang Widjojanto berharap, kedelapan agenda dalam buku putih ini bisa menjadi perhatian para kandidat. "Sebab, bagi KPK, sosok seorang presiden adalah dia yang bersikap layaknya seorang pemimpin, yang mampu menciptakan visi dan strategi, dan berfokus pada horizon kerakyatan," katanya.
Tags: