E-Learning Tetap Butuhkan Etika sebagai Rambu
Berita

E-Learning Tetap Butuhkan Etika sebagai Rambu

E-learning tetap membutuhkan etika sebagai rambu dalam kegiatan belajar mengajar. Terbukanya sistem pendidikan melalui internet atau e-learning ini menciptakan kemudahan bagi para siswa yang akan melangsungkan studi. Namun, keberadaan e-learning ini patut dicermati karena kemungkinan terjadinya manipulasi dalam kegiatan belajar juga semakin besar.

Oleh:
Ram/APr
Bacaan 2 Menit
<I>E-Learning</I> Tetap Butuhkan Etika sebagai Rambu
Hukumonline

Kekhawatiran kedua adalah e-learning ini hanya dijadikan bisnis semata, sehingga etika dalam dunia pendidikan menjadi nomor dua. Kiranya, hal ini perlu diwaspadai karena nantinya bukan tidak mungkin institusi pendidikan yang membuka progam e-learning hanya sebagai penerbit sertifikat belaka.

Saat ini, dunia pendidikan Indonesia telah memiliki program e-learning. Program ini dibidani oleh IBUteledukasi bekerja sama dengan UNITAR (Universitas Tun Abdul Razak) Malaysia. Usianya belum mencapai tiga bulan, tetapi kampus virtual ini telah memiliki kurang lebih 2000 siswa.

Justiani, CEO IBUteledukasi, menyampaikan bahwa gagasan untuk membuat program e-learning ini sudah sejak lama disampaiakan. Namun, baru pada 9 September 2001 ini gagasan untuk membuat program e-learning ini direstui oleh pemerintah, khususnya Departemen Pendidikan.

Apalagi beberapa waktu lalu telah diterbitkan Keputusan Menteri No. 107 Tahun 2001 yang memberikan kesempatan untuk pembelajaran jarak jauh. "Berpijak pada keputusan itulah program IBUteledukasi ini diselenggarakan," cetus Justiani.

Justiani tidak menampik bahwa praktek jual beli gelar selama ini sudah berlangsung. Namun, pihaknya berusaha memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa program ini tidak hanya menjual gelar belaka. "Kebingunagan inilah yang harus diklarifikasi," ujarnya.

Dengan adanya e-learning ini, setiap siswa memiliki kesempatan dan hak yang sama dalam memperoleh pendidikan. "Dengan begitu, demokrasitisasi di sektor pendidikan akan terwujud, " tegas Justiani.

Kepribadian bangsa

Merujuk pada amanat Presiden Megawati beberapa waktu lalu, penggunaan teknologi informasi dalam dunia pendidikan diimbau agar mengarah pada pembangunan kepribadian bangsa. Karena itu, sudah saatnya dunia pendidikan diperkenalkan dengan internet. 

Tags: