Demikian pendapat praktisi hukum Irianto Subiakto, Luhut Pangaribuan, dan Todung Mulya Lubis. Mereka dihubungi hukumonline berkaitan dengan pengangkatan keduanya untuk menduduki posisi barunya.
Irianto Subiakto, Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, berpendapat bahwa dipilihnya Baharudin dan Marsillam dapat membawa angin segar ke arah penegakan hukum.
Digantinya Marzuki dengan Lopa dianggap oleh Irianto merupakan pilihan yang tepat. "Marzuki sudah membuktikan kegagalannya, seperti kasus Tommy yang tidak bisa dieksekusi, kasus Ginandjar, kasus Soeharto, dan lain-lain. Record Marzuki di bidang hukum juga minim. Apalagi jika dibandingkan dengan Lopa," ujar Irianto.
Penegakan hukum
Sedang Marsilam, menurut Irianto, komitmennya tentang demokrasi dan penegakan hukum dari track recordnya jelas. Mengenai pengaruh situasi politik saat ini terhadap perbaikan hukum, Irianto mengakui bahwa hukum memang bergantung kepada situasi politik.
Persoalannya, seberapa besar pengaruh keadaan politik terhadap penegakan hukum. "Sekalipun politik gonjang-ganjing, sepanjang pimpinan Kejaksaan Agung dan Departemen Kehakiman menjaga betul otoritasnya dan mampu memaksimalkan otoritas yang dimiliki, bisa jadi malah bisa mengurangi friksi-friksi yang terjadi" ujar Irianto.
Todung Mulya Lubis, praktisi hukum dan Ketua Judicial Watch, mengatakan bahwa Baharuddin Lopa maupun Marsillam Simandjuntak adalah dua orang yang dikenal jujur dan mempunyai integritas.
"Keduanya mempunyai filsafat hukum yang tidak terkontaminasi dengan segala macam pengaruh-pengaruh korupsi dan kolusi," cetus Todung. Karena itu, dari kedua orang tersebut ada harapan ke arah penegakan hukum yang lebih baik.