Masyarakat Nelayan Mesti Menguasai Ilmu Pengetahuan
Pojok MPR-RI

Masyarakat Nelayan Mesti Menguasai Ilmu Pengetahuan

Selain untuk mengelola sumber daya alam, juga cara memutus rantai kemiskinan di masyarakat.

Oleh:
Info MPR
Bacaan 2 Menit
Foto: Humas MPR
Foto: Humas MPR

"Kalau sering makan ikan membuat kita pandai". Pernyataan itu terlontar dari bibir Ketua MPR Zulkifli Hasan di hadapan ratusan nelayan dan masyarakat di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Ranggai Tri Tunggal, Katibung, Lampung Selatan, Lampung, Senin (22/10). Zul kembali berkesempatan mensosialisasikan empat pilar.

 

Di kawasan yang berada di Teluk Betung itu, Zulkifli Hasan menegaskan agar bangsa ini bisa mengelola laut yang luas. Oleh karena itu, masyarakat  mesti menguasai ilmu dan pengetahuan. Dia beralasan ilmu pengetahuan yang dimiliki selain digunakan untuk mengelola sumber daya alam, juga cara memutus rantai kemiskinan di masyarakat.

 

Zul menunjuk negara Singa, Singapura. Negara tetangga itu  bukan sebagai negara yang tangkapan ikannya melimpah. Bahkan,  hasil panen padinya berton-ton. Namun mereka mampu menjadi bangsa yang sejahtera dan makmur karena rakyatnya menguasai ilmu pengetahuan. "Jadi kuncinya bukan pada sumber daya alam tetapi pada sumber daya manusianya," ujarnya.

 

Untuk itu, Zul meminta  agar para nelayan dan masyarakat lainnya menyekolahkan anaknya. Tujuan agar anak-anak nelayan memiliki pendidikan yang cukup. Dalam kesempatan tersebut, dirinya mengharap agar nelayan dan keluarganya melaksanakan Pancasila dalam keseharian. Diakui masyarakat Lampung terdiri dari berbagai suku, disebut ada suku Jawa, Madura, Batak, Minang, dan lain sebagainya. "Di Ranggai juga demikian, semua daerah ada di sini", ujarnya.

 

Keragaman yang ada, menurut Zulkifli Hasan perlu dijaga. Menurutnya, sebagai warga negara Indonesia diperbolehkan  tinggal di mana saja. Semua warga negara memiliki hak yang sama. Hal demikian disebut sebagai salah satu prinsip Indonesia sebagai NKRI. Ditambahkan bila ada perselisihan di masyarakat, diharap diselesaikan dengan cara musyawarah.

 

Dalam kesempatan itu, Zul mengingatkan bangsa ini sedang memasuki tahun politik. Dijelaskan, sebagai negara demokrasi, setiap lima tahun kita melaksanakan Pemilu. Dalam hajatan politik itu diakui ada perbedaan pilihan di masyarakat. Pilihan politik masing-masing orang memiliki selera berbeda. Perbedaan pilihan diharap disikapi dengan bijak. "Kita mau Pemilu bukan mau perang, jadi kalau beda pilihan jangan berantem," ujarnya.

 

Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu mengatakan, MPR diberi tugas untuk menjaga persatuan lewat Sosialisasi empat pilar. Untuk itu dirinya mengajak semua bersikap damai saat Pemilu. "Politik boleh beda namun merah putih kita sama," katanya.

Tags:

Berita Terkait