Sidang Umum Inter-Parlemen Asia Tenggara (AIPA) belum memastikan pembahasan terhadap usulan mengeluarkan resolusi terkait dengan Laut China Selatan.
Presiden AIPA Marzuki Alie usai "courtesy call" dengan para delegasi Sidang Umum AIPA di Senggigi, Lombok, NTB, Selasa (18/9) menjelaskan, waktu usulan resolusi itu dibuat Juli lalu, Laut China Selatan agak memanas. Oleh karena itu, katanya, dimasukan dalam agenda Sidang Umum AIPA ke-33 di NTB tersebut.
Namun perkembangan terakhir, dengan diprakarsai Menlu Indonesia melalui upaya penyelesaian damai yang ditawarkan Indonesia, diterima semua pihak. Saat ini, situasi terkait dengan Laut China Selatan sudah kondusif.
Marzuki sampaikan ada usulan agar agenda atau usulan resolusi jangan dimasukan lagi. Karena kalau ikut dibahas akan berdampak kepada agenda lain. "Pro-kontra terlalu banyak," kata Marzuki yang juga Ketua DPR RI itu.
Atas dasar itu, kata dia, ada usulan agar agenda tersebut ditunda pembahasannya sampai dengan waktu yang tidak ditentukan. "Ada dua alternatif, kita ubah temanya atau ditunda," katanya.
Dia mengatakan, dialog dan konsultasi antarpihak terkait akan bisa menciptakan kawasan aman, harmonis, dan stabil. Dia mengatakan, Laut China Selatan menyangkut wilayah yang sangat krusial, sangat penting untuk semua negara di kawasan itu. "Semua negara di kawasan itu sangat berkepentingan," katanya.