RUU Penyiaran Dorong Percepatan Digitalisasi
Berita

RUU Penyiaran Dorong Percepatan Digitalisasi

Tahun 2024, seluruh televisi Indonesia diharapkan bermigrasi ke digital.

Oleh:
Muhammad Yasin/ANT
Bacaan 2 Menit
Ilustrasi menara telekomunikasi. Foto: postel.go.id
Ilustrasi menara telekomunikasi. Foto: postel.go.id

Merampungkan perubahan UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran merupakan salah satu pekerjaan rumah Johnny G. Plate. Menteri Komunikasi dan Informatika yang baru ini meyakini jika revisi Undang-Undang Penyiaran selesai, maka persiapan digitalisasi di lingkup penyiaran lebih cepat dilakukan.

"Persiapan digitalisasi akan selesai selambatnya tahun 2024. Di (tahun) itulah analog mati (switch off) dan muncul keseluruhan televisi digital," ujar Johnny usai rapat kerja dengan Komisi I DPR RI, Jakarta, Selasa (5/11).

Pada 2024 juga Johnny menargetkan kesiapan dari keseluruhan stasiun televisi di Indonesia untuk bermigrasi ke digital, mulai dari infrastruktur hingga sumber daya lainnya. "Lebih cepat lebih baik demi kepentingan layanan terhadap masyarakat," ujar dia.

Ditambahkan Johnny, saat ini Televisi Republik Indonesia (TVRI) sudah menyiapkan sekitar 110 menara pemancar (tower) digital yang merupakan tahap awal dalam rangka peralihan secara bertahap dari siaran analog ke siaran digital (simulcast). "Untuk itu, proses simulcast-nya akan berlangsung sampai tahun 2024," kata dia, sebagaimana dikutip dari Antara.

(Baca juga: Pembahasan Lamban, Pengesahan RUU Penyiaran Bakal Dikebut).

Dalam mendukung proses digitalisasi itu, Komisi I DPR mendesak Kementerian Kominfo melanjutkan target konektivitas digital termasuk penyediaan menara pemancar/penerima telekomunikasi (Base Tranceiver Station/ BTS), akses internet, dan satelit multifungsi.

Johnny menargetkan jumlah BTS yang tersedia mencapai 5.000 unit. Pada 2018 dan awal 2019 sudah berhasil dibangun 3.447 unit BTS untuk konektivitas di wilayah-wilayah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) Indonesia. Sisanya akan dikerjakan lagi pada 2020. "Nanti kami harapkan 5.000 BTS itu selesai, maka pelayanan internet dan kecepatan aliran data itu semakin lebih bagus, khususnya di wilayah-wilayah 3T," kata Johnny.

Selain membangun BTS, Kementerian Kominfo juga bekerja sama dengan mitra kerja untuk menyiapkan sarana berupa satelit. Satelit-satelit di Indonesia, kata Johnny, sebenarnya sudah banyak, baik satelit yang disiapkan mitra kerja operator seluler (celluler provider) yang ada sekitar 7 satelit, maupun satelit Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Tags:

Berita Terkait