Yudi menjelaskan ada kategori mengundurkan diri secara baik-baik dan sebaliknya. Hal itu diatur dalam peraturan perusahaan Adira. “Pengunduran diri secara baik-baik misalnya diajukan satu bulan sebelumnya secara tertulis. Kalau tidak baik-baik, mungkin hanya secara lisan atau menghilang begitu saja, tiba-tiba nggak kerja meski sudah dipanggil,” kata Yudi.
Sebaliknya, kuasa hukum Hendry, Rocky Fernandus Tambunan bersikukuh menyatakan pengunduran diri Hendry tidak sah karena dibikin lewat email dan SMS. Pasalnya, prosedur pengunduran diri lazimnya dilakukan secara tertulis dan ditandatangani pembuat surat. Selain itu, lanjutnya, sejauh ini belum ada yurisprudensi yang membolehkan pengunduran diri lewat email.
“Apakah nanti majelis mengganggap pengunduran diri lewat email itu sah karena adanya UU Informasi dan Transaksi Elektronik (UU No. 11 Tahun 2008)?” kata Rocky. “Bagaimana sekarang membuktikan itu? Ini yang menarik. Setidaknya kami juga punya alasan hukum juga.”
Rocky mengamini bahwa UU ITE memang mengakui informasi elektronik dan atau dokumen elektronik dan hasil cetaknya adalah alat bukti yang sah. Namun Rocky menyodorkan Pasal 5 Ayat (4) huruf a UU ITE yang menyatakan perluasan alat bukti yang sah tak berlaku bagi Surat yang menurut Undang-Undang harus dibuat dalam bentuk tertulis.
Bagaimana dengan surat pengunduran diri karyawan? Di sini Rocky boleh merasa di atas angin. Sebab, berdasarkan Pasal 162 Ayat (3) huruf a UU Ketenagakerjaan, permohonan pengunduran diri dibuat secara tertulis selambat-lambatnya 30 hari sebelum tanggal pengunduran diri.
Apakah ini berarti surat pengunduran diri Hendry melalui email menjadi tidak sah? Bisa iya, bisa tidak. Tergantung bagaimana sikap majelis hakim yang dipimpin hakim Supraja ini nanti memutuskan.