Zen Umar : HaKI Terkesan Kerap Timbulkan Dilema
Berita

Zen Umar : HaKI Terkesan Kerap Timbulkan Dilema

Sebagai negara yang masih terpuruk perekonomiannya seperti Indonesia, mau mematuhi atau melanggar Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) terkadang merupakan pilihan yang sulit. Karena itu, sekilas HaKI memang terkesan kerap menimbulkan berbagai dilema.

Oleh:
Zae/APr
Bacaan 2 Menit
Zen Umar : HaKI Terkesan Kerap Timbulkan Dilema
Hukumonline

Hal tersebut diungkapkan oleh mantan Dirjen HaKI, Achmad Zen Umar Purba. Menurut Zen Umar, tindakan para produsen produk bajakan itu memang melanggar HaKI dan tidak dapat dibenarkan. Namun jika dilihat bahwa rakyat ekonomi lemah yang justru melanggar HaKI, mungkin akan timbul rasa iba.

Zen Umar mencontohkan para produsen tas-tas bermerek "aspal" (asli tapi palsu) di daerah Ciawi, atau produsen sepatu bermerek di Cibaduyut. Tindakan masyarakat yang sebagian besar berekonomi lemah itu memang melanggar HaKI. Namun, tindakan itu juga merupakan usaha mereka mencari nafkah untuk menyambung hidup. Bahkan, itu mungkin lebih baik bagi mereka dibandingkan mereka melakukan tindakan kriminal lainnya.

Contoh di atas adalah salah satu contoh dari sekian banyak dilema. Meski demikian, menurut Zen Umar, berbagai dilema tersebut dapat diselesaikan. "Sekilas HaKI terkesan kerap menimbulkan dilema. Namun pada hemat saya, dengan berbagai catatan, dilema ini selalu dapat diselesaikan," tegas Zen Umar. 

Salah satu obat untuk mengatasi dilema tersebut, menurut pendapat Zen Umar, yaitu adanya UU yang baik dan tegas mengatur HaKI. "Karena itu sebagai negara berkembang, Indonesia harus tidak ragu mendudukkan sistem HaKI sebagai penopang pembangunan nasional," ujar Zen Umar.

Sekarang SDA, besok HaKI

Zen Umar mengemukakan bahwa walau terkandung berbagai dilema dalam menerima sistem HaKI, hal itu tetap harus dilakukan. Pasalnya, ke depan HaKI diharapkan menjadi salah satu komponen pendukung pembangunan nasional. HaKI pun diperlukan dalam rangka pengembangan sumber daya manusia (SDM), termasuk pengembangan potensi lokal.

Dengan sumber daya alam (SDA) yang melimpah Indonesia memang bisa mengandalkan itu sebagai pendukung pembangunan nasional. Tapi menurut Zen Umar, pada masa sekarang ini harus sangat disadari bahwa SDA saja tidak cukup. "Secara strategis, kita tidak dapat semata-mata mengandalkan pada SDA saja," ujar Zen Umar.

Yang harus dituju ke depan adalah bagaimana SDA yang dimiliki Indonesia dikelola secara mandiri oleh SDM Indonesia sendiri. Sebagaimana diketahui bahwa SDM Indonesia yang berkualitas memang masih minim jumlahnya. "Tanpa adanya SDM yang bagus, kita hanya akan menjadi bangsa pengekor saja," urai Zen Umar.

Tags: