Permohonan pailit yang diajukan 3221 mantan karyawan PT Great River International Tbk dikabulkan oleh Pengadilan Niaga Jakarta. Putusan dibacakan tanpa kehadiran pihak Great River maupun kuasa hukumnya, oleh Majelis Hakim yang diketuai Enid Hasanuddin, Selasa (21/9).
Sejak awal persidangan, pihak termohon maupun kuasa hukumnya memang tidak pernah hadir. Majelis menilai termohon sudah dipanggil secara patut melalui panggilan resmi pengadilan, maupun surat kabar Rakyat Merdeka. Namun, karena termohon tak juga muncul, sidang diteruskan tanpa kehadiran termohon.
Menurut Majelis hakim, permohonan para pemohon sudah sesuai dengan ketentuan dalam UU No 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. “Telah terbukti secara sederhana, Termohon tidak dapat membayar utangnya kepada kreditur,” ujar Enid.
Majelis Hakim menilai, utang Great River kepada para karyawannya yang timbul pasca penetapan Pengadilan Hubungan Industrial Bandung No. 107/G/2007/PHI/BDG tertanggal 13 Agustus 2007 sudah jatuh tempo dan dapat ditagih.
Melalui Penetapannya PHI Bandung memerintahkan Great River untuk membayar pesangon kepada 3221 mantan karyawannya yang di PHK dengan total Rp72.508.223.548. Meskipun sudah dilakukan sita jaminan berdasarkan berita acara sita jaminan tertanggal 15 Agustus 2007, namun para pemohon pailit belum menerima hak mereka hingga saat ini.
Selain kepada para mantan karyawannya, Great River juga memiliki kreditur lain. Perusahaan pakaian jadi terkemuka ini diketahui juga memiliki utang kepada CV Duta Gemilang dan Jamsostek.
Kapada CV Duta Gemilang, utang Great River sebesar Rp3.164.000. Sementara kepada Jamsostek, utang Great River mencapai Rp32.577.205.170,96.