DNC, Perkara Asing Tanpa Advokat Asing
Sejarah Kantor Advokat Indonesia:

DNC, Perkara Asing Tanpa Advokat Asing

Dulu, DNC hanya menangani perkara komersial. DNC Januari 2018 mendatang tidak hanya perkara komersial, tetapi perkara probono dan kegiatan sosial.

Oleh:
Aida Mardatillah
Bacaan 2 Menit
Ilustrasi: HGW
Ilustrasi: HGW

Pasca berdirinya Kantor Advokat Adnan Buyung Nasution & Associates (ABNA) pada 1969, kemudian menjamurnya firma-firma hukum pada era berikutnya, khususnya era 1980-1990-an. Pendiri Assegaf Hamzah and Partners, Ahmad Fikri Assegaf dalam tulisan berjudul “Besar Itu Perlu: Sejarah Perkembangan Kantor Advokat Modern di Indonesia” yang dimuat Jurnal Hukum & Pasar Modal Volume VIII, Edisi 10/2015 menilai banyak kantor hukum modern era 1980-1990-an yang lahir dari "rahim" ABNA.

 

Salah satunya, Firma Hukum Dermawan & Co (DNC) yang lahir pada 1994 dengan pendirinya bernama Didi Dermawan. Jika ditelisik lahirnya DNC berhubungan erat dengan lahir firma hukum era 1980-an. Diawali lahirnya Nasution Lubis Hadiputranto (NLH) pada 1982 yang merupakan gabungan nama Adnan Buyung Nasution bersama Timbul Thomas Lubis dan Sri Indrastuti Hadiputranto yang fokus pada perkara korporasi (corporate law firm).   

 

Hanya saja, NLH berumur pendek karena pada 1985 dua partner-nya Sri Indrastuti Hadiputranto dan Timbul Thomas Lubis bergabung dengan Mohamed Idwan Ganie dan Arief Tarunakarya Surowidjojo yang baru mendirikan Kantor Hukum Ganie & Surowidjojo (GS). Masuknya dua partner tersebut membuat GS berubah nama menjadi Lubis, Hadiputranto, Ganie, Surowidjojo (LHGS) pada 1985 yang kemudian berubah menjadi LGS.  

 

Awalnya, Didi Dermawan pernah di Kantor GS (LHGS) pada 1985-1989. Didi Dermawan sempat menjadi partner di kantor hukum Hadiputranto, Hadinoto & Partners (HHP) yang berdiri pada 1989 yang sebelumnya bernama Hadiputranto, Hadinoto, Dermawan (HHD). Lantas, Dermawan resign pada 1993 dan mendirikan Dermawan & Co (DNC) yang sejak 2016 bernama AYMP (Armand Yapsunto Muharamsyah) Atelier of Law. 

 

Saat ditemui Hukumonline di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan, Jumat (3/11), Founding Partner DNC Didi Dermawan bercerita banyak hal mengenai sejarah berdirinya DNC yang tidak lepas dengan berdirinya Kantor Hukum GS (LHGS) dan HHD (HHP). Dia resmi bergabung dengan GS (LHGS) pada Februari 1985. Namun, pada Juli 1988 dia sempat mengenyam pendidikan master di Tulane Law School, New Orleans.  

 

“Pada Mei 1989 kembali ke Jakarta dan keluar dari GS (LHGS) yang saat itu sudah menjadi LGS,” ujar Didi Dermawan. Baca Juga: ABNA, Cikal Bakal Lahirnya Kantor Advokat Modern Generasi Kedua

 

Dia mengaku pernah dihubungi firma hukum ternama Baker & McKenzie di Amerika Serikat yang mengajak bermitra mendirikan kantor hukum di Indonesia bersama Sri Indrastuti Hadiputranto dan mendiang Tuti Dewi Hadinoto. “Langsung, saya dengan Sri Indrastuti dan Tuti Hadinoto mendirikan HHD dengan menggandeng Baker & McKenzie,” ujarnya.   

Tags:

Berita Terkait