Facebook Akui Tak Dapat Lindungi Data Pengguna di Indonesia
Berita

Facebook Akui Tak Dapat Lindungi Data Pengguna di Indonesia

DPR meminta Facebook harus bertanggung jawab apabila tidak bisa membuktikan. Sebab, disinyalir ada konspirasi antara Facebook dan Alexander Kogan yang menyebabkan data pengguna Facebook berpindah ke Cambridge Analytica.

Oleh:
Rofiq Hidayat
Bacaan 2 Menit
Vice President of Public Policy Facebook untuk Asia Pasific Simon Miller (kiri) bersama Kepala Kebijakan Publik Facebook untuk Indonesia Ruben Hattari saat memberi penjelasan soal bocornya data pengguna Facebook dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (17/4). Foto: RES
Vice President of Public Policy Facebook untuk Asia Pasific Simon Miller (kiri) bersama Kepala Kebijakan Publik Facebook untuk Indonesia Ruben Hattari saat memberi penjelasan soal bocornya data pengguna Facebook dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (17/4). Foto: RES

Komisi I DPR menggelar rapat dengan pendapat dengan petinggi media sosial Facebook. Rapat ini menjadi ajang klarifikasi Facebook di hadapan anggota dewan atas dugaan bocornya data pengguna Facebook di Indonesia yang diperkirakan mencapai 1,1 juta orang. Karena itu, rapat dengan pendapat ini seolah dijadikan ajang pertanggungjawaban Facebook atas kesalahannya.   

 

Kepala Kebijakan Publik Facebook untuk Indonesia, Ruben Hattari menceritakan insiden bocornya data pengguna Facebookbermula kasus Cambridge Analytica. Pada 2013, terdapat sebuah aplikasi this is your digital life yang dikembangkan seorang peneliti bernama Dr. Alexander Kogan. Kogan, kata Ruben, tidak pernah menjadi karyawan Facebook, tetapi hanya seorang akademisi di Cambridge University.

 

Aplikasi yang dibangun Kogan menggunakan fitur Facebook, login pada umumnya. Nah, Facebook login memungkinkan pengembang aplikasi pihak ketiga dapat meminta persetujuan dari pengguna aplikasi Facebook. Tujuanya, agar aplikasi mereka dapat mengakses kategori data tertentu yang dibagikan pengguna dengan teman Facebook lainnya.

 

“Pengguna Facebook login sesuai kebijakan yang telah diatur dalam platform Facebook, dimana kami tegas melarang pengunaan data yang dikumpulkan menggunakan cara ini untuk tujuan lain,” ujarnya di depan sejumlah anggota Komisi I DPR,  Selasa (17/4/2018). Baca Juga: Jawaban Facebook Belum Puaskan Pemerintah Indonesia

 

Setelah mendapat data sejumlah pengguna Facebook, Kogan memberi data tersebut ke Cambridge Analytica. Padahal, Facebook tidak memberi izin atas tindakan pemindahan data tersebut. Hal tersebut bentuk pelanggaran ketentuan dasar dari Facebook. Pada 2015, Facebook menghentikan akses aplikasi this is your digital life dan menuntut Kogan beserta perusahaanya, Global Science Research Limited (GDR) dan entitas lain. Sebab, setelah dikonfirmasi, Kogan dan perusahaanya telah menyerahkan data yang terkumpul melalui aplikasinya dan menghapus semua data.

 

Ditegaskan Ruben, perusahaannya tidak pernah menyetujui penggunaan data oleh Cambridge Analytica yang diperoleh dari aplikasi milik Kogan. Sementara Kogan dan Cambridge Analytica bertindak sebagai pengendali. Namun, Ruben menampik adanya kebocoran data dari sistem Facebook.

 

Menurutnya, insiden tersebut tidak berarti pihak ketiga menembus sistem atau berhasil lolos dari perangkat data yang dimiliki Facebook. Baginya, insiden tersebut menjadi peristiwa bentuk pelanggaran kepercayaan. Karena itu, Facebook mengakui telah melakukan kesalahaan lantaran tidak dapat melindungi data pengguna Facebook. “Kami mohon maaf atas kejadian ini,” akunya.

Tags:

Berita Terkait