Personalisasi
Halo,
Anda,

Segera Upgrade paket berlangganan Anda.
Dapatkan fitur lebih lengkap
Profil
Ada pertanyaan? Hubungi Kami
Bahasa
id-flag
en-flag

Hak Pasien atas Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit

Share
copy-paste Share Icon
Perlindungan Konsumen

Hak Pasien atas Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit

Hak Pasien atas Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
Shanti Rachmadsyah, S.H.Si Pokrol
Si Pokrol
Bacaan 10 Menit
Hak Pasien atas Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit

PERTANYAAN

Bagaimana perlindungan hukum bagi para pasien di rumah sakit?

DAFTAR ISI

    INTISARI JAWABAN

    ULASAN LENGKAP

    Pasien rumah sakit adalah konsumen, sehingga secara umum pasien dilindungi dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UU No. 8/1999). Menurut pasal 4 UU No. 8/1999, hak-hak konsumen adalah:

     

    a)     Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa;

    b)     hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;

    c)     hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa;

    Belajar Hukum Secara Online dari Pengajar Berkompeten Dengan Biaya TerjangkauMulai DariRp. 149.000

    d)     hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan;

    e)     hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;

    f)       hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;

    g)     hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;

    h)     hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;

     

    Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran juga merupakan Undang-Undang yang bertujuan untuk memberikan perlindungan bagi pasien. Hak-hak pasien diatur dalam pasal 52 UU No. 29/2004 adalah:

     

    a)      mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam pasal 45 ayat (3);

    b)     meminta pendapat dokter atau dokter lain;

    c)     mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;

    d)     menolak tindakan medis;

    e)     mendapatkan isi rekam medis.

     

    Perlindungan hak pasien juga tercantum dalam pasal 32 Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, yaitu:

     

    a)     memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;

    b)     memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien;

    c)     memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi;

    d)     memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional;

    e)     memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi;

    f)       mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;

    g)     memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;

    h)     meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit;

    i)        mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya;

    j)       mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan;

    k)      memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;

    l)        didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;

    m)    menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya;

    n)     memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit;

    o)     mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya;

    p)     menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya;

    q)     menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana; dan

    r)       mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

     

    Selanjutnya apabila hak-haknya dilanggar, maka upaya hukum yang tersedia bagi pasien adalah:

     

    1.      Mengajukan gugatan kepada pelaku usaha, baik kepada lembaga peradilan umum maupun kepada lembaga yang secara khusus berwenang menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku usaha (Pasal 45 UUPK)

    2.      Melaporkan kepada polisi atau penyidik lainnya. Hal ini karena di setiap undang-undang yang disebutkan di atas, terdapat ketentuan sanksi pidana atas pelanggaran hak-hak pasien.

     
    Demikian sejauh yang kami ketahui. Semoga bermanfaat.
     
    Dasar hukum:
    1.      Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
    2.      Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
    3.      Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

    Tags


    Punya Masalah Hukum yang sedang dihadapi?

    atauMulai dari Rp 30.000
    Baca DisclaimerPowered byempty result

    KLINIK TERBARU

    Lihat Selengkapnya

    TIPS HUKUM

    Perhatikan Ini Sebelum Tanda Tangan Kontrak Kerja

    20 Mar 2023
    logo channelbox

    Dapatkan info berbagai lowongan kerja hukum terbaru di Indonesia!

    Kunjungi

    Butuh lebih banyak artikel?

    Pantau Kewajiban Hukum
    Perusahaan Anda Di Sini!