AAI FC:
Komunitas Advokat 'Gila' Bola
Komunitas

AAI FC:
Komunitas Advokat 'Gila' Bola

Manfaatnya tidak hanya kesehatan tetapi juga ilmu dan rezeki.

CR-16
Bacaan 2 Menit
AAI FC. Foto: RES
AAI FC. Foto: RES

Hari Jumat adalah hari yang paling dinanti oleh kalangan pekerja di kota metropolitan seperti Jakarta. Bagi mereka, hari Jumat adalah momen untuk melepas penat dari rutinitas kerja yang telah dijalani selama lima hari ke belakang. Cara melepas penat setiap orang tentunya beragam. Ada yang nongkrong di kafe, pergi ke luar kota, menikmati musik favorit, dan lain-lain.

Sekumpulan advokat dari Asosiasi Advokat Indonesia (AAI) memiliki cara mereka sendiri. Bermain Futsal! Ya, setiap Jumat sore ketika sebagian masyarakat Jakarta bermacet ria menuju Puncak atau Bandung untuk menghabiskan weekend, puluhan advokat AAI justru menuju sebuah lapangan di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan.

Mereka menanggalkan kemeja, jas, dasi, atau sepatu kerja untuk diganti dengan kaos dan celana sepakbola lengkap dengan sepatu khusus untuk lapangan futsal rumput sintetis. Di bawah bendera, AAI Futsal Club (FC), mereka terdiri dari advokat senior dan junior. Sebagian dari mereka mungkin kolega satu kantor, atau mungkin ‘lawan’ saat menangani perkara.

Tetapi, di lapangan berukuran 25x15 meter itu, mereka sejenak melupakan pekerjaan. Yang mereka pikirkan hanya bagaimana mencetak gol sebanyak-banyaknya, dan bagaimana sekuat tenaga menahan serangan lawan. Terkadang permainan diselingi canda dan tawa, tetapi terkadang pula permainan bisa ‘memanas’.

Dikutip dari laman wikipedia, Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki. Istilah "futsal" berasal dari kata Spanyol atau Portugis, perpaduan antara futbol dan sala.

Kepada Hukumonline, Jumat lalu (6/6), Presiden AAI FC Misbahuddin Gasma menceritakan sejarah AAI FC. Menurut dia, ide awal AAI FC tercetus pasca Musyawarah Nasional AAI tahun 2005 di Bali. Kala itu, sejumlah anggota AAI yang menyukai sepakbola terpikir untuk membentuk komunitas sepakbola versi lapangan besar, bukan futsal.

“Dari Munas di Bali tahun 2005, kita ngobrol-ngobrol dengan Bang Darwin (Darwin Aritonang) dan Bang James (James Purba), saya bilang ke mereka kita kan banyak yang suka main bola kenapa kita tidak main bola bareng,” ujar Misbah.

Gagasan ini lalu ditindaklanjuti dengan menggelar beberapa kali latihan sepakbola bersama. Belakangan, mereka mulai berpikir sepakbola lapangan besar tidak cocok karena sebagian besar dari mereka umurnya tidak muda lagi. Seiring dengan berkembangnya olahraga futsal, maka pada awal 2006, sejumlah anggota DPC AAI Jakarta Pusat mulai bermain futsal. Dan kemudian terbentuklah AAI FC.

Susunan kepengurusan AAI FC

Executive Committee
James Purba, Fredy T Simatupang, Jandri Siadari, Arman Hanis, Nasrullah Abdullah, dan Darwin Aritonang

President
Misbach Gasma

Finance
Ruth Maria dan Ibra Fattah

Pelatih
Mario Sihotang

Equipment
Gangsar Suprasdiyanto dan Ozack Sihotang

Meskipun memiliki sususan pengurus yang lengkap, Misbah menegaskan bahwa AAI FC merupakan komunitas nonformal yang tidak mengikat. Sistem keanggotaannya pun terbuka. Siapa saja anggota AAI dapat ikut serta. Cara bergabungnya mudah, cukup datang ke lokasi latihan. 

“Komunitas ini non formal dan cair, tapi tidak mengurangi aktivitas kita karena di-support penuh oleh AAI dan PERADI (Perhimpunan Advokat Indonesia),” papar Partner pada firma Alfons and Partners ini.

Dari sisi manfaat, Misbah mengatakan kegiatan AAI FC tidak hanya membuat anggotanya sehat, tetapi juga mendatangkan rezeki dan ilmu pengetahuan hukum. Karena di sela-sela kegiatan, anggota AAI FC bisa saling berdiskusi. Bahkan ada yang akhirnya mendapat pekerjaan karena mengikuti kegiatan ini.

“Awalnya hanya ada beberapa Kurator di komunitas, tetapi karena yang lain mulai bergaul dengan kurator saat latihan akhirnya jadi pada ikut ujian kurator,” ujar Misbah memberi contoh.
AAI FC in action. Foto: RES

Animo dan Turnamen
“Keriangan bermain futsal ini ternyata menarik minat tidak hanya anggota AAI se-Jakarta pusat tetapi juga anggota AAI se-DKI,” jelasnya.

Animo anggota AAI terhadap futsal ternyata cukup tinggi. Yang bergabung ke AAI FC tidak hanya dari DPC AAI Jakarta Pusat, tetapi juga dari DPC-DPC lain di Jakarta. Mencermati peningkatan animo ini, akhir tahun 2006, DPC AAI Jakarta Utara memprakarsai sebuah turnamen futsal memperebutkan Piala Bergilir Ketua Umum AAI dan Piala Wakil Ketua Umum –saat itu dijabat Denny Kailimang dan Juniver Girsang-.

Karena semakin diminati, turnamen futsal yang awalnya hanya untuk wilayah Jakarta, sejak tahun lalu (2013, mulai berkembang menjadi turnamen futsal AAI se-Indonesia. “Tetapi karena waktunya mepet dengan Rakernas di Pekanbaru, yang datang hanya Jakarta, Bandung dan Makassar. Tetapi itu tidak mengurangi semarak,” paparnya.

Sukses menggelar turnamen di internal organisasi, AAI FC mulai melebarkan sayap dengan mengadakan pertandingan persahabatan dengan komunitas lain termasuk non advokat. Di level regional, AAI FC juga menggelar pertandingan persahabatan dengan komunitas advokat dari Singapura.

Dalam waktu dekat, akhir Juni 2014, tim AAI FC dengan panji organisasi yang lebih besar, Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI) akan terbang untuk mengikuti pertandingan persahabatan dengan Law Association Singapore.

Tags:

Berita Terkait