Coba Tebak, Kampus Mana yang Tertua dari 10 Fakultas Hukum Ini
Berita

Coba Tebak, Kampus Mana yang Tertua dari 10 Fakultas Hukum Ini

Sebagian fakultas hukum yang paling awal berdiri berasal dari perguruan tinggi swasta. Fakultas Hukum umumnya termasuk fakultas tertua di universitas.

Muhammad Yasin
Bacaan 2 Menit

8. FH Universitas Sriwijaya Palembang

Fakultas Hukum didirikan pada tanggal 31 Oktober 1957 di bawah naungan Yayasan Perguruan Sjakhyakirti dan berstatus swasta. Pada tanggal 17 September 1960 oleh Yayasan Perguruan Sjakhyakirti, Fakultas Hukum ini diserahkan kepada Universitas Sriwijaya (UNSRI). Pada tanggal 14 Febriari 1961, dibuka Fakultas Hukum UNSRI Cabang Lampung yang kemudian memisahkan diri dari UNSRI pada tahun 1963 untuk bergabung dengan Universitas Lampung. Berdasarkan Surat Keputusan Rektor UNSRI tanggal 25 November 1965, dibuka Fakultas Hukum UNSRI Cabang Bangka yang kemudian ditutup pada tanggal 26 Juni 1983 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0295/O/1983.

Cabang kuliah Fakultas Hukum UNSRI di Belitung, Curup dan Kayu Agung serta Extention Fakultas Hukum di Palembang secara serentak dibuka pada tahun akademik 1967/1968. Berdasarkan Surat Keputusan Rektor UNSRI tanggal 1 Maret 1969, Extention Fakultas Hukum diubah menjadi Fakultas Hukum Sore. Kini Cabang kuliah di Belitung, Kayu Agung dan Curup telah ditutup.

9. FH Universitas Hasanuddin, Makassar

Pada setiap bulan Maret, FH Unhas memperingati dies natalies. Tahun ini sudah yang ke-65 dihitung dari pendirian fakultas hukum 3 Maret 1952. Dasar pendiriannya adalah  SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tertanggal 30 Januari 1952. Awalnya, fakultas hukum Unhas adalah cabang dari Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Universitas Indonesia. Dosen-dosennya pun masih banyak didatangkan dari Jakarta. Makanya, dekan pertamanya pun Prof. Djokosoetono, Guru Besar FH UI. adalah Ketika Universitas Hasanuddin diresmukan pada 9 September 1956, fakultas hukum salah satu cikal bakalnya.

Tertulis dalam laman FH Unhas, keberhasilan pendirian Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat saat itu tidak lepas dari upaya maksimal pada pejuang, seperti J.E. Tatengkeng, yang tergabung dalam Badan Perguruan Tinggi di Makassar. Niat J.E Tatengkeng dan kawan-kawan mendapat dukungan pemerintah daerah dan politisi setempat.

Setelah era Prof. Djokosoetono, dekan FH Unhas selanjutnya adalah Prof. Mr. C. De Heern, kemudian dilanjutkan oleh Prof. G. H. M. Riekerk. Pada tahun 1956 di bawah pimpinan Prof. Riekerk, Fakultas Hukum tidak lagi menjadi cabang dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia, tetapi telah berdiri sendiri sebagai Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat di bawah naungan Universitas Hasanuddin. Setelah itu, Dekan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin berturut-turut Mr. Sutan Mohamad Syah (1958-1959) Prof. O. L. Tobing (1959-1961), Mr. Sutan Mohamad Syah (1961-1962), Prof. Tahir Tungadi (1962-1964), Mustamin Dg Matutu (1964-1967), Ridwan Saleh Mattayang (1969-1971), Mr. Andi Zainal Abidin Farid (1971-1973), Mustamin Dg Matutu (1973-1975), Prof. Tahir Tungadi (1975-1977), Prof. Agnes M. Toar (1977), Mansyur Djuana (1977-1980), Prof. S.R. Noor (1980-1986), Prof. Achmad Manggau (1986-1988), Kadir Sanusi (1988-1994), Prof. Achmad Ali  (1994-2002), Prof. Abdul Razak (2002-2006), Prof. Syamsul Bachri (2006 - 2010), Prof. Aswanto (2010-2014), dan dilanjutkan Prof. Farida Patittingi.

10. Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin

Pembentukan Universitas Lambung Mangkurat tak terlepas dari gagasan sejumlah pejuang ketika mereka melakukan reuni pada Maret 1957. Setahun kemudian terbentuk Panitia Persiapan Pembentukan Universitas Lambung Mangkurat. Gagasan itu terealisasi pada 21 September 1958. Pada saat universitas ini berdiri, hanya ada empat fakultas yaitu Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Sosial Politik, dan Fakultas Islamologi. Ketika awal berdiri, FH Unlam mendatangkan tenaga pengajar dari FH UGM Yogyakarta.

Dekan pertama FH Unlam adalah Mr. Soejono Hadidjojo, disusul H. Gusti Ibrahim Aman, H. Idham Zarkasi, R. Biertje Tjitrokoesoemo, Yusuf Mansyur, M. Roesmali, H. Abdurrahman Hasan, Hj. Yurliani, H. Riduan Syahrani, H. Darman, Rosita Saifuddin, Helmi, dan Mohammad Effendy.

Tags:

Berita Terkait