Edukasi Publik, Polri Luncurkan Game Tumpas Teroris
Berita

Edukasi Publik, Polri Luncurkan Game Tumpas Teroris

Dapat dioperasikan di Android dan Blackberry.

ANT
Bacaan 2 Menit
Tampilan game Tumpas Teroris dan aplikasi Stop Terorisme. Foto: RIA (Screenshot)
Tampilan game Tumpas Teroris dan aplikasi Stop Terorisme. Foto: RIA (Screenshot)
Aparat penegak hukum terus berupaya melakukan pemberantasan tindak pidana terorisme yang masih menjadi ancaman di Republik ini. Satu cara inovatif terbaru yang coba dilakukan Polri adalah menciptakan game atau permainan bertemakan pemberantasan tindak pidana terorisme.

Game yang diberi nama “Tumpas Teroris” sengaja diciptakan untuk mengedukasi masyarakat terutama kaum muda agar tidak terpancing untuk terlibat dalam tindakan terorisme sejak dini. Dalam pembuatan game ini, Polri menggandeng pengembang start up, Adjie Pratama.

Adjie menjelaskan game Tumpas Teroris adalah sebuah game jenis arcade ringan. Game ini, kata Adjie, mengedepankan penyampaian pesan moral kepada penggunanya.

"User game akan diajak menumpas teroris yang meresahkan dengan cara melemparkan ketapel dan batu. Setiap teroris yang terkena lontaran batu dan ketapel, maka user game akan mendapat poin. Tapi hati-hati, teroris juga akan menembak anda," kata Adjie di Mabes Polri, Rabu (27/1).

Dikatakannya, game tersebut menyasar pengguna anak-anak mulai umur di atas tiga tahun. Game Tumpas Teroris terdiri dari tujuh level permainan dengan masing-masing level mempunyai pesan moral yang bisa dibaca pengguna.

Contoh beberapa pesan yang disampaikan di game tersebut adalah "Mari kita jaga Indonesia dari berbagai ancaman", "Terorisme bukanlah jihad”, dan “Terorisme tidak mengenal agama apapun". Dalam setiap pesan, diakhiri dengan tanda tagar #KamiTidakTakut.

Menurutnya, game ini merupakan game yang mudah digunakan dan berukuran kecil sehingga tidak membebani kapasitas sistem pengguna ponsel pintar. Adjie mengatakan game Tumpas Teroris ini bisa diunduh di Google Playstore dan Amazon Store secara gratis.

"Game ini kompatibel untuk smartphone Android dan Blackberry 10," katanya.

Sementara Kadivhumas Polri Irjen Anton Charliyan berharap game tersebut mendapatkan respons yang positif dari masyarakat. "Semoga game ini efektif untuk mengedukasi masyarakat mengenai bahaya aksi terorisme," kata Anton.

Selain game, Polri juga meluncurkan aplikasi “Stop Terorisme” untuk memudahkan masyarakat jika ingin melaporkan hal-hal yang mencurigakan terkait terorisme di lingkungan mereka.

"Dengan aplikasi ini, pengguna bisa melapor langsung bila ada tindak terorisme atau kalau mencurigai pelaku teroris di lingkungan mereka," papar Adjie.

Ia menjelaskan, dalam aplikasi tersebut tersedia lima fungsi utama. Pertama, fungsi pengaduan warga. Dalam membuat laporan, masyarakat harus mengisi lembar pengaduan warga yang terdiri dari beberapa pertanyaan yang harus dijawab.

"Warga juga wajib memasukkan nomor SIM atau KTP dan nomor telepon seluler," katanya.

Laporan tersebut, kata dia, langsung terhubung dengan Humas Polri untuk selanjutnya dipilah berdasarkan tempat kejadian yang dilaporkan. Selain itu pada aplikasi tersebut tersedia Emergency Number yang bisa dihubungi oleh warga sewaktu-waktu dalam keadaan darurat.

Adjie menambahkan, pengguna juga bisa menggunakan Twitter melalui aplikasi Stop Terorisme tersebut, karena aplikasi tersebut terhubung langsung dengan Twitter.

Fungsi selanjutnya, pengguna bisa melihat berita-berita terkini seputar terorisme. Dalam aplikasi tersebut juga ada forum online sebagai wadah diskusi para pengguna aplikasi dengan aparat berwenang.

Menurutnya, aplikasi ini merupakan aplikasi yang mudah digunakan dan berukuran kecil sehingga tidak membebani kapasitas sistem pengguna ponsel pintar.

Adjie mengatakan aplikasi Stop Terorisme bisa diunduh di Google Playstore dan Amazon Store secara gratis. "Aplikasi tersebut kompatibel untuk smartphone Android dan Blackberry 10," pungkasnya.

Tags:

Berita Terkait