Generasi Milenial Mendominasi Investor di Pasar Modal
Terbaru

Generasi Milenial Mendominasi Investor di Pasar Modal

Generasi perlu dibekali dengan informasi literasi keuangan yang lebih besar. Literasi keuangan ini menjadi penting agar tidak ada lagi masyarakat yang terpengaruh dan rentan terhadap skema penipuan investasi yang saat ini marak terjadi di lingkungan masyarakat.

Willa Wahyuni
Bacaan 3 Menit
Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Friderica Widyasari Dewi dalam sesi webinar, Jumat (2/9/2022) kemarin. Foto: WIL
Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Friderica Widyasari Dewi dalam sesi webinar, Jumat (2/9/2022) kemarin. Foto: WIL

Generasi milenial saat ini menjadi pendominasi investor dalam pasar modal di Indonesia. Kenaikan ini kian meningkat seiring dengan adanya pandemi Covid -19. Selama pandemi Covid-19 yang membuat mobilisasi terbatas nyatanya semakin membuat masyarakat melek dalam berinvestasi, khususnya generasi muda.

Berdasarkan data Sistem Informasi Debitur (SID) jumlah investor pasar modal meningkat di era pandemi. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Friderica Widyasari Dewi dalam sesi webinar, Jum’at (2/9/2022) kemarin.

“Jumlah investor pasar modal meningkat di era pandemi. Saat ini tembus pada angka 9,4 juta yang dalam artian lain jumlah investor naik 20% dari tahun lalu,” ucapnya.

Ia melanjutkan hal ini merupakan peningkatan yang luar biasa yang justru terjadi saat pandemi yang mobilisasi seluruh masyarakat terbatas, namun justru transaksi investasi menjadi luas. “Apabila dikaji lebih dalam, nyatanya jumlah investor tersebut, 81%-nya berada pada usia muda dan usia milenial yaitu dengan total nilai aset Rp150 triliun,” bebernya.

Namun, disayangkan seiring dengan percepatan pertumbuhan investor, berdasarkan survei literasi dan inklusi, tingkat literasi keuangan masyarakat masih rendah sekitar 5%. Secara nasional tingkat literasi keuangan sekitar 38%, sedangkan literasi inklusi sekitar 76%.

“Ini semua PR kita, bagaimana kita harus tingkatkan literasi dan inklusi keuangan, khususnya di sektor pasar modal. Kita harus membekali generasi muda dengan informasi literasi keuangan yang lebih besar. Literasi keuangan ini menjadi penting agar tidak ada lagi masyarakat yang terpengaruh dan rentan terhadap skema penipuan investasi yang saat ini marak terjadi di lingkungan kita,” jelasnya.

Untuk hal tersebut, OJK beserta stakeholder berkomitmen mendorong literasi keuangan kepada masyarakat, khususnya dalam sektor pasar modal. Hal ini karena instrumen yang bervariasi dan karakteristik pasar modal memerlukan perlakuan lebih serta perlunya masyarakat memahami faktor risiko dari masing-masing produk instrumen investasi.

Tags:

Berita Terkait