Ini Kiat Menjadi Jaksa "Bersih" ala Jaksa KPK
Berita

Ini Kiat Menjadi Jaksa "Bersih" ala Jaksa KPK

Jaksa harus berani, tegas, tidak kompromi, dan loyal pada kebenaran.

NOV
Bacaan 2 Menit

Yudi teringat dengan masa-masa sulit ketika menjadi jaksa dengan gaji kecil. Istrinya yang sama-sama PNS sangat memahami kondisi dan risikonya sebagai seorang jaksa. Bahkan, ia dan keluarganya tinggal di rumah berukuran tipe 21 selama hampir 15 tahun. Untuk membeli rumah pun, Yudi harus meminjam Rp50 juta ke bank yang dilunasinya secara mencicil.

"Kalau anda perhatikan, banyak orang terjerat kasus korupsi karena banyak perempuan juga. Jadi, artinya baik keberhasilan maupun ketidakberhasilan itu memang salah satu bagian pentingnya keluarga, terutama istri/suami. Kebetulan istri saya itu chemistry-nya cocok dengan saya. Dia tahu betapa susahnya hidup jadi jaksa dengan gaji seperti itu," ujarnya.

2. Hidup Sederhana dan Apa Adanya

Menjadi seorang jaksa tidak perlu hidup berlebih-lebihan. Yudi menyarankan agar jaksa hidup sederhana dan apa adanya. Apabila seorang jaksa dengan gaji yang dimilikinya hanya mampu membeli rumah berukuran kecil, tidak perlu malu. Jaksa tersebut harus mensyukuri apa yang ia miliki, sehingga godaan-godaan tidak mampu "menggoyahkan" integritasnya.

Walau begitu, Yudi mengakui, tidak semua jaksa mampu bertahan dengan kondisi seperti itu. "Hidup layak aja susah jaksa itu. Mungkin gaji anda lebih besar dari gaji jaksa sekarang. Tapi, harus tetap zero tolerance. Jadi, kalau tidak, dari awal mengatakan tidak. Memang tidak semua orang mampu bertahan di tengah kekurangan seperti itu," terangnya.

3. Memegang Teguh Prinsip, Jujur, dan Takut Tuhan

Yudi berpendapat seorang jaksa itu harus memegang teguh prinsip, jujur, dan takut kepada Tuhan. Sebagaimana prinsip Yudi, cinta akan uang itu adalah akar dari kejahatan. Oleh karena itu, jaksa jangan berorientasi pada kekayaan karena jaksa itu akan berpikir bagaimana mengejar kekayaan sekalipun harus melakukan kejahatan.  

"Jadi, kita harus menempatkan nilai-nilai transendensi itu di atas segalanya. Jangan sampai terjebak pada persoalan praktis terhadap pragmatisme sehari-hari. Kita harus mampu mengatasi itu. (Kalau ada orang yang mengaku dekat dengan Tuhan, tapi tetap korupsi) Itu berarti dia terjebak pada pemikiran bahwa agama seolah ritual saja," ucapnya.

Menurut Yudi, agama seharusnya tidak hanya dimaknai dengan menyembah kepada Tuhan. Dalam artian, jika sudah menyembah Tuhan, seolah-olah esensi dari agama itu selesai, sehingga agama hanya menjadi ritual. Padahal, esensi dari agama itu adalah nilai-nilai kebaikan, kejujuran, kesederhanaan, dan keteladanan.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait