Kisah Advokat PERADI ‘Hilang’ di Singapura
Terbaru

Kisah Advokat PERADI ‘Hilang’ di Singapura

Gara-gara paspor tidak bisa di-scan di pos pemeriksaan imigrasi.

RZK
Bacaan 2 Menit

“Jangan-jangan dia ditahan petugas bandara karena disangka teroris lagi, gara-gara kumisnya,” ujar salah seorang anggota rombongan berkelakar.

Kurang lebih setengah jam, kabar baik akhirnya muncul. Si Fulan sudah ditemukan. Dari beragam spekulasi yang muncul, ternyata tertahan di pos pemeriksaan imigrasi adalah yang paling benar.

Kemudian, satu per satu rombongan kembali naik ke bus. Termasuk si Fulan yang langsung dibombardir olok-olok dari rekan-rekanya. Belakangan, muncul pengakuan dari si Fulan tentang dirinya yang tertahan di pos keimigrasian gara-gara paspor tidak bisa dipindai (scan). Pengakuan Fulan kembali menuai olok-olok dari rekan-rekannya.

“Makanya bikin paspor jangan di Pasar Pramuka dong,” celetuk salah seorang anggota rombongan yang langsung menuai tawa seisi bus.

Insiden yang dialami Fulan ternyata membawa berkah juga. Nasir sang pemandu wisata justru terdorong untuk menceritakan tentang tipikal kasus penumpang tertahan di pos keimigrasian. Menurut warga negara Singapura keturunan India ini, kasus penumpang tertahan pos pemeriksaan imigrasi biasanya terjadi karena nama.

“Kalau namanya satu, tidak ada nama belakangnya, biasanya tertahan,” ujar Nasir menjelaskan dalam bahasa Melayu yang cukup fasih. “Atau nama Bambang biasanya juga tertahan di pos pemeriksaan imigrasi.”

Kalimat terakhir Nasir membuat sebagian besar rombongan PERADI sontak menoleh ke bangku belakang. Mereka melihat koleganya yang kebetulan namanya, Bambang Harianto Ginting. Beruntung sekali Bambang yang ini lolos, kalau saja tidak, tim sepakbola PERADI terancam kekurangan satu penjaga gawang.

Tags:

Berita Terkait