MA Minta Masyarakat Bijak Sikapi Kasus “Toilet”
Berita

MA Minta Masyarakat Bijak Sikapi Kasus “Toilet”

Jangan langsung digunakan untuk menilai bahwa semua hakim itu jelek.

ASH
Bacaan 2 Menit
MA Minta Masyarakat Bijak Sikapi Kasus “Toilet”
Hukumonline

MA meminta masyarakat termasuk DPR bersikap bijak menyikapi kasus pertemuan antara anggota Komisi III DPR dan salah seorang calon hakim agung, Sudrajad Dimyati di toilet DPR di sela-sela fit and proper test.

“Jika tuduhan itu memang terbukti, masyarakat jangan buru-buru memberi stigma bahwa hakim itu jahat,  tetapi melihat kasus ini secara proporsional,” kata Kepala Biro Hukum dan Humas MA, Ridwan Mansyur di Gedung MA, Jumat (20/9).

Ridwan secara pribadi mengaku tidak percaya kalau Sudrajat membuatkesepakatan dengan anggota Komisi III Bachrudin Nasori agar diloloskan dalam seleksi CHA. Sebab, dia mengetahui betul pribadi Sudrajat. “Dulu kita sama-sama di PN Jakarta Pusat, track record bagus, rasanya saya tidak percaya, pribadinya tidak seperti itu,” kata Ridwan.  

Dia menegaskan DPR jangan melihat kasus ini secara sempit hanya karena melihat kejadian yang belum tentu kebenarannya. “Jangan sampai temuan itu yang hanya beberapa dijadikan dasar langsung menilai semua hakim itu jelek, seperti kasus Daming Sunusi,” katanya.              

Dijelaskan Ridwan, Dimyati sudah melewati beberapa tahapan seleksi di KY yang cukup ketat yang membutuhkan profesionalisme dan pengalaman. “Ini juga harus dilihat, jangan melihat track record seseorang pada kondisi sesaat. Para hakim setengah mati bekerja, hanya karena kejadian sesaat diduga melakukan sesuatu yang belum tentu terbukti kebenarannya,” tegasnya.

Terpisah, Komisioner KY Bidang Rekrutmen Hakim Taufiqurrahman Syahuri berjanji akan meminta keterangan sejumlah pihak atas kasus ini pekan depan. “Bacharuddin dan wartawan yang melihat kejadian itu akan kita periksa, mungkin harus Selasa atau Rabu besok,” kata Taufiq di sela-sela pelepasan hakim dan jaksa ke Turki di Gedung KY.  

Setelah itu, lanjut taufiq, KY akan memanggil hakim terlapor, Sudrajad. Namun, jika Sudrajad mau datang lebih awal akan diterima dengan baik. “Seperti kasus Daming Sunusi yang terpeleset omongan saat fit and proper test kemarin,” katanya.    

Sebelumnya, Rabu (18/9) kemarin di sela-sela fit and proper test seleksi CHA, salah satu awak media memergoki pertemuan antara Sudrajad Dimyati dan Bachrudin Nasori di toilet dekat ruang Komisi III DPR yang dinilai tidak wajar.    

Si awak media mengaku melihat Sudrajad memberikan sesuatu menyerupai sebuah amplop pada Bachrudin. Kemudian muncul berita di media online akan peristiwa itu. Isi berita itu menguraikan kejadian yang dilihat oleh si awak media. Meski isi amplop putih yang berpindah tangan itu belum diketahui. Tetapi, kejadian yang terekspose media itu membuat gusar seluruh anggota Komisi III.

Usai menggelar rapat internal Komisi III, Bachrudin memberi klarifikasi bahwa apa yang diambilnya bukanlah amplop, melainkan secarik kertas yang berisi daftar CHA yang mengikuti seleksi pada hari itu. Saat itu, dia hanya mengeluarkan secarik kertas itu untuk meminta Sudrajad menunjukkan nama-nama CHA yang berasal  karier dan nonkarier. Sebab, dia mengaku tidak mengetahui mana saja hakim karier dan nonkarier. 

Tags: